Topiku Terbang di Mt. Titlis...
By: Benediktus Beben
Di negara barat sana tepatnya di Swiss, ada sebuah Gunung bersalju abadi yang memiliki ketinggian hingga 3.239 meter dan suhunya bisa mencapai 0 derajat Celcius yaitu Mt Titlis.
Di area gunung ini, kita bisa melihat langsung putihnya salju dan juga bisa puas - puasin bermain ski.
Di area gunung ini, kita bisa melihat langsung putihnya salju dan juga bisa puas - puasin bermain ski.
Dari beberapa tempat yang ingin kami kunjungi, Mt.Titlis adalah salah satunya.
Setelah Kami puas berwisata di kota Luzerne, pada hari Minggu pagi tanggal 11 Juni 2017, kami naik kereta api menuju kota kecil bernama Engelberg di kaki pegunungan Alpen.
Setelah Kami puas berwisata di kota Luzerne, pada hari Minggu pagi tanggal 11 Juni 2017, kami naik kereta api menuju kota kecil bernama Engelberg di kaki pegunungan Alpen.
Dari kota Luzerne, perjalanan ke Engelberg bisa ditempuh dengan naik kereta api kira-kira 50 menit lamanya. Sepanjang perjalanan, pemandangan khas Swiss dengan rumah - rumahnya yg cantik di sepanjang perbukitan, sungai yang berair jernih dan perbukitan yang berumput hijau merupakan satu symphony sangat memanjakan mata.
Hari ini masih musim panas ketika kami datang ke kota ini. Cuaca sangat cerah dan bersahabat.
Tetapi tidak usah khawatir, masih ada salju di puncak Mt. titlis karena salju abadi selalu menyelimuti pegunungan ini sepanjang tahun.
Tetapi tidak usah khawatir, masih ada salju di puncak Mt. titlis karena salju abadi selalu menyelimuti pegunungan ini sepanjang tahun.
Turis mancanegara seperti kami sudah sangat ramai. Ada beberapa rombongan turis China yang sangat berisik saat kami antri masuk ke cable car. Untuk bisa naik ke dataran tinggi Titlis, kita cukup membayar tiket cable car seharga CHF 92 (atau sekitar Rp 1.200.000 ) untuk PP dari Engelberg ke Puncak Titlis. Namun, kalau kita datang secara group, kita dapat diskon hingga 20%.
Pemandangan kota Engelberg terlihat dari ketinggian saat kami menaiki secara vertikal dan perlahan Cable Car yang kami tumpangi. Udara yang semakin dingin mengantarkan gerbong kami melewati satu persatu stasiunnya.
Ada beberapa stasiun dimana kami bisa berhenti, tetapi karena kami sudah tidak sabar ingin secepatnya sampai ke puncak, maka kami putuskan untuk naik saja dulu sampai perhentian terakhir. Pemandangan dari atas Cable car sangat luar biasa indah seiring berjalannya cable car yang kami tumpangi yang terus membawa kami naik ke puncak.
Sebelum stasiun terakhir, kami turun dari cable car dan sebuah Rotair/gondola berputar pun menyambut kami di perjalanan berikutnya sehingga kita bisa melihat Titlis dari sudut pandang 360 derajat. Sungguh luar biasa.. hanya decak kagum yang terucap dari mulut kami.
Ada 2 rotair yang bolak balik mengantarkan wisatawan ke Puncak Mt. Titlis. Isinya cukup padat karena bisa bermuatan lebih kurang 30 orang.
Tiba di puncak Titlis, kami langsung berjalan di hamparan salju. Sungguh aneh rasanya karena di hari yang sangat cerah, kami bisa bermain sepuasnya di hamparan salju yang dingin. Para turis tampak sangat menikmati suasana ini. Kami pun seakan larut dalam keceriaan, main seluncuran di atas salju dan menghirup udara bebas yang terasa sangat menyegarkan.
Untuk yang hobby berselancar, disediakan kereta gantung yang dapat berhenti dimana saja peselancar ingin memulai aksinya. Luasnya bentangan es memudahkan turis bahkan anak - anak sekali pun untuk berselancar, namun tetap harus ditemani dan di bawah pengawasan orang dewasa.
selesai main seluncuran |
Saking semangatnya main seluncuran sambil selfi tak terasa topi saya terbang terbawa angin... yah apa boleh buat tertinggal topi saya di jalur seluncuran dan gak mungkin saya balik lagi ke jalur itu. Jadi ya sudahlah direlakan saja.
Saya bertemu dengan seorang kakek pemain ski dan saya dekati dia sambil basa basi. Kakek ini sangat semangat bercerita dan sangat menikmati aktifitas ini.. luar biasa semangatnya dalam menikmati anugerah kehidupan. Akhirnya fotolah kita lumayan buat kenang - kenangan haha..
kakek energik pemain ski |
Di area sana ada juga sebuah jembatan yang lumayan panjang dan bisa kita lalui untuk melihat - lihat pemandangan sekitar pegunungan. Kami pun berjalan menyusuri jembatan bersama turis lainnya sambil berfoto dan menikmati pemandangan pegunungan salju.
jembatan di sepanjang bukit salju |
Tak terlewatkan, kami memasuki Glacier Cave sebuah lorong gua berdinding salju yang sangat dingin. Kami beriringan masuk dengan beberapa turis lainnya menyusuri gua ini. Lampu lampu yang temaram yang menabrak dinding salju kian menambah suasana romantis gua ini.
di lorong Glacier Cave |
Setelah puas menyusuri glacier cave, kami masuk ke sebuah cafe menghangatkan badan dengan secangkir kopi coklat yang sedap. Di tempat ini ada juga studio foto bagi yang berminat untuk mengabadikan kenangan ini sambil memakai kostum khas Swiss.
Setelah puas di puncak Mt. Titlis, kami pun antri lagi di terminal cable car untuk kembali ke kota Engelberg. Sebelum sampai ke stasiun akhir, kami sempatkan berhenti di salah satu stasiun untuk melihat danau yang ada di sana. Ada sebuah tempat yang bagus juga untuk foto-foto di lokasi ini. Udara segar dan pemandangan indah sangat memanjakan mata dan hati. Setelah cukup lama bersantai di tempat ini, kami pun naik cable car lagi untuk mengakhiri perjalanan di Puncak Titlis..
Sedikit tentang kota cantik ini.. Engelberg merupakan sebuah kota kecil dengan luas sekitar 74,8 km2, terletak di ketinggian 3.239 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi pegunungan Alpen. sebagai jantungnya pegunungan di benua Eropa. Dengan kondisi seperti ini Engelberg dijuluki sebagai 'kota malaikat' ( Engelberg = Angel = Malaikat ).
Sejak abad ke-19, Engelberg sudah dikenal secara internasional sebagai resort untuk berwisata, dan bermain ski dan merupakan magnet bagi wisatawan dunia saat musim panas dan juga musim dingin. Engelberg juga dikenal karena prestasi pendidikan para biarawan Benediktin.
Istri saya ingin sekali mengajak saya mengunjungi sebuah hotel di atas sebuah bukit di Engelberg yang pernah dia datangi bersama Almarhumah Mama tercinta. Dulu (menurut cerita isteriku) untuk menuju ke hotel ini, para tamu ditarik oleh sebuah kereta antik sampai ke pelataran hotel.
Karena termotivasi cerita ini, akhirnya kami berjalan dan mencari cari lokasi hotel ini. Senang juga rasanya jalan kaki menyusuri resort dengan rumah - rumahnya yang cantik dan bernuansa khas Swiss. Kami terus berjalan naik ke bukit menyusuri jalan setapak.
Jauh di atas sana di antara awan - awan tampak banyak sekali benda beterbangan seperti kerumunan burung. Semakin jauh mendaki bukit semakin jelaslah apakah itu.. ternyata kerumunan itu adalah orang orang yg sedang terbang dengan paralayang menikmati indahnya pemandangan dari ketinggian.
Dan kenyataannya, semakin kami berjalan ke atas semakin indah hamparan pemandangan di bawah kami. Ooh sungguh luar biasa, saya jadi teringat film 'The Sound of music' yang legendaris.
Setelah lama berjalan kaki, akhirnya kami melihat sosok hotel yang kami cari, Bangunan itu tampak anggun dari kejauhan. Kamipun semakin semangat berjalan ke arah sana.
Tetapi.. mana ya kereta yang akan membawa kami ke atas sana? Kami celingukan mencarinya tapi tidak ketemu. Akhirnya kami terus berjalan dan menemukan sebuah petunjuk untuk sampai ke hotel itu. Ada sebuah lorong jalan seperti terowongan bertuliskan petunju ke Hotel Terrace.
Kamipun masuk ke lorong itu dan diujung lorong tampak sebuah lift untuk naik. Dan surprise.. Lift itu ternyata membawa kami sampai ke halaman Hotel yang kami cari. Puji Tuhan, kami sampai di sebuah hotel kuno yang megah dan anggun. Kamipun masuk ke lobby hotel itu hanya untuk melihat - lihat, dan berkeliling di pekarangan hotel untuk menikmati pemandangan alam sekitar.
Tiba di halaman depan hotel, kami disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah.. lembah hijau, pegunungan, rumah-rumah penduduk, semuanya berpadu menjadi suatu keindahan yang tak ada duanya. Selagi kami duduk di kursi taman, kami melihat sebuah garasi dan kami intip ke sana. Tanpa sengaja kami mendapatkan sebuah kejutan.
Ternyata kereta yang istri saya ceritakan itu benar - benar ada dan sudah di museumkan di halaman hotel. Hmm sungguh kereta kuno yang indah kondisinya masih bagus. Saya hanya bisa membayangkan jasa kereta ini membawa para tamu hotel mendaki bukit tinggi untuk sampai ke hotel legendaris ini.
Hotel Terrace tampak dari kejauhan |
Tetapi.. mana ya kereta yang akan membawa kami ke atas sana? Kami celingukan mencarinya tapi tidak ketemu. Akhirnya kami terus berjalan dan menemukan sebuah petunjuk untuk sampai ke hotel itu. Ada sebuah lorong jalan seperti terowongan bertuliskan petunju ke Hotel Terrace.
Sebuah petunjuk berharga |
Kamipun masuk ke lorong itu dan diujung lorong tampak sebuah lift untuk naik. Dan surprise.. Lift itu ternyata membawa kami sampai ke halaman Hotel yang kami cari. Puji Tuhan, kami sampai di sebuah hotel kuno yang megah dan anggun. Kamipun masuk ke lobby hotel itu hanya untuk melihat - lihat, dan berkeliling di pekarangan hotel untuk menikmati pemandangan alam sekitar.
Hotel Terrace yang megah |
Tiba di halaman depan hotel, kami disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah.. lembah hijau, pegunungan, rumah-rumah penduduk, semuanya berpadu menjadi suatu keindahan yang tak ada duanya. Selagi kami duduk di kursi taman, kami melihat sebuah garasi dan kami intip ke sana. Tanpa sengaja kami mendapatkan sebuah kejutan.
Garasi kereta kuno maskot Terrace Hotel |
Setelah puas menikmati pemandangan dari hotel Terrace, kamipun berjalan menuruni anak tangga untuk pulang kembali menyusuri jalanan di antara perbukitan yang indah. Sekali - sekali kami menoleh ke belakang mengintip hotel indah ini. Kali ini langkah kami lebih ringan dan santai karena sudah tercapai apa yang kami impikan. Kembali ke Engelberg naik kereta api ke kota Luzerne membawa kenangan indah yang sungguh tak terlupakan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar