Translate

Sabtu, Juni 08, 2019

Shanghai, China

Tersihir Pesona Shanghai

By: Benediktus Beben


Ketika libur lebaran tahun 2019, tiba-tiba tercetus ide untuk ngetrip ke Shanghai.. Sempet hopeless juga karena sudah beli tiket pesawat low budget ternyata waktunya sangat sempit untuk bikin Visa dan agen yang dimintain tolong jasanya tidak menyanggupi.


Waktu beli tiket sungguh tidak terpikirkan  harus bikin Visa. Beruntung adik kami optimis bisa bantu dan 2 hari sebelum keberangkatan, Visa kami sudah keluar. Puji Tuhan jadi kami bisa menghabiskan libur lebaran di kota yang cantik ini. Thanks atas bantuannya Vi..

The Bund
Sekilas tentang kota Shanghai (dari berbagai sumber)
Shanghai adalah salah satu kota terbesar Republik Rakyat China yang terletak di tepi delta Changjiang. Perkembangan kota ini sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir sehingga menjadi pusat ekonomi, perdagangan, finansial dan komunikasi terpenting China.



Shanghai juga merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di dunia, bersama dengan Singapura dan Rotterdam.
Arsitek klasik China
Secara administratif, Shanghai adalah salah satu dari 4 kotamadya di China yang mempunyai status provinsi. Dua karakter Tionghoa dalam nama "Shanghai" secara harafiah berarti "atas" dan "laut". Tidak jelas bagaimana nama ini berasal meski secara harafiah berarti "menuju laut".


Sebelum terbentuknya kota Shanghai, Shanghai adalah bagian dari kotamadya Songjiang yang diatur oleh provinsi Suzhou. Kotamadya ini dibentuk sekitar 1000 tahun yang lalu. Sejak zaman pemerintahan Dinasti Song (960-1279), Shanghai secara bertahap berkembang menjadi pelabuhan yang sibuk.


Kota Shanghai mulai dibangun sejak didirikannya tembok kota pada tahun 1553 SM. Tetapi sebelum abad ke-19, Shanghai bukanlah kota yang besar, dan bila dibandingkan dengan kota-kota besar Cina lainnya, Shanghai hanya memiliki sedikit bangunan bersejarah.


Sebelum tahun 1927 Shanghai berada di bawah pemerintah provinsi Jiangsu dengan ibukota Nanjing. Sejak Shanghai menjadi Kota Administrasi Spesial pada tahun 1927, statusnya menjadi sama seperti provinsi Cina yang lain.

Peranan kota Shanghai berubah secara drastis pada abad ke-19, dengan posisi yang strategis di mulut sungai Yangtze menjadikannya lokasi yang ideal untuk perdagangan dengan dunia barat.


Pada saat Perang Opium Pertama di awal abad ke-19, pasukan Inggris ditempatkan sementara di Shanghai. Perang tersebut berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Nanjing pada tahun 1842, yang membuka beberapa pelabuhan-pelabuhan tertentu, termasuk Shanghai, untuk perdagangan internasional.


Di bawah Republik Rakyat China, Shanghai menjadi kota spesial pada tahun 1927 dan ditingkatkan menjadi kotamadya pada bulan Mei tahun 1930.

Shanghai saat gerimis
Angkatan Laut Jepang mengebom Shanghai pada tanggal 28 Januari 1932, dalam usahanya untuk menekan protes mahasiswa China atas Insiden Manchuria beserta pendudukan Jepang.


Shanghai direbut Jepang pada Pergulatan Shanghai tahun 1937 hingga kekalahan mereka pada tahun 1945. Pada masa Perang Dunia II, Shanghai adalah pusat pengungsian dari pengungsi-pengungsi Eropa. 

Perjalanan kami di Shanghai

Kami tiba di Kota Shanghai tanggal 3 Juni 2019 dengan penerbangan dari kota Bandung. Hari masih pagi ketika kami tiba di Pudong Shanghai airport. Cuaca sangat cerah ketika kami keluar dari bandara dan mencari taksi untuk membawa kami ke Campanile Shanghai Bund Hotel di Fujian Road .

Good Morning Shanghai
Karena belum bisa check in hotel, kami jalan kaki ke sebuah taman di seberang hotel. Banyak orang sedang olah raga pagi dan beberapa kelompok lansia sedang senam taichi.. Wah hebat sekali, dan karena hotel kami menghadap ke taman ini, hari - hari berikutnya saya lihat  taman ini selalu ramai dengan aktivitas olah raga warga sekitar..

Yu Garden
Untuk membuang waktu sambil menunggu jam check in,  kami berjalan santai ke arah Yuyuan Garden/Yu Garden yang sangat terkenal di Shanghai.


Taman yang mempunyai nilai sejarah dan sudah berusia cukup tua ini (kurang lebih 400 tahun) merupakan taman termewah dan terbaik yang ada di Anren Street 132, Kota Tua, berdekatan dengan Chenghuangmiau.


Taman yang luasnya 2 hektar ini mempunyai desain yang indah dengan gaya Suzhou. Terlihat dari beberapa bagian taman, diantaranya Grand Rockery, Inner Garden, Lotus Pool, Heralding Spring Hall (Dianchun), sampai dengan Ten Thousand Flower Tower (Wanhua). Lokasinya begitu memanjakan mata dan membuat kita rileks. Untuk mencapai taman ini, anda bisa naik kereta lewat stasiun Shanghai Metro.


Taman ini sudah berumur kurang lebih  400 tahun dan emiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Berdiri sejak 1559 dari zaman Dinasti Ming. Komplek Yu Garden memiliki luas 2 Hektar dan memiliki banyak paviliun dan kuil-kuil tradisional disini.


Jika kita pernah menoton film laga sinema Mandarin bersetting di sebuah taman klasik atau kuil, pasti kita tidak akan merasa terlalu asing melihat taman ini.



Desain oriental kental dengan nuansa kolosal ini. Dilengkapi dengan pepohonan tua dan bunga-bunga. Ada banyak hall yang bisa kita kunjungi di Yu Garden ini, seperti Sansui Hall, Wanhua Chamber, Yangshan Hall dan lain-lain. Untuk sampai kesini kita bisa naik MRT turun di Stasiun Yuyuan Garden.


Sekilas mata, tempat ini penuh dengan bangunan kuno khas China dan sekarang menjadi pertokoan dan tempat rekreasi. Suasana nya masih sepi tapi enak juga bisa lebih santai mengagumi keindahan bangunan tua di sini. Tapi belum ada yang jualan makanan, perut terasa lapar dan kamipun balik ke hotel untuk sarapan di sana...


Setelah bisa check in kamar, kami istirahat sejenak untuk memulihkan kebugaran dari rasa kantuk. Siang harinya kami akan bertemu dengan sahabat kami yang datang dari kota Shaoxing.

melihat Shanghai dari atas Bus wisata
Sekitar tengah hari, kami berjalan menaiki tangga di pinggir hotel dan melalui jembatan penyebrangan untuk bertemu dengan sahabat kami di hotel tempat mereka nginap.


Senangnya bisa bertemu mereka dan menemani kami jalan-jalan ngubek kota Shanghai selama 2 hari ini. Jalanan sudah mulai ramai, kami diajak untuk mencicipi jajanan kaki lima yang semuanya ingin kami coba...


Pertama Kami mampir di Yang's dumpling yang menjual makanan sejenis dimsum yang rasanya sangat enak. Kami harus bolongin dulu kulit pangsitnya buat menyeruput kuah yang ada di dalamnya,,hmm kami merasakan sensasi kenikmatannya..

Yang's Dumpling sedaap
Pokok nya recomended lah makanan yang satu ini, kalau suatu hari singgah lagi di Shanghai pasti mampir ke sini..



Setelah itu kami berjalan deket saja dari tempat tadi, mencicipi beberapa jajanan kaki lima yang semuanya enak, ada juga penjual buah - buahan yang segar dan ada buah langka yang harus dicoba.


Kami masih mengintip salah satu resto jepang yang katanya sangat enak.. nah yang ini kami tinggal dulu karena sudah kekenyangan...

Ini makan siang kami, kwetiaw yang enaak
Kami melanjutkan berjalan kaki sepanjang Nanjing Road atau yang dikenal juga dengan nama Nanjing Lu dan merupakan pusat perbelanjaan utama di Shanghai dan salah satu jalan yang paling sibuk di dunia.


Ya, di jalan ini penuh dengan para pejalan kaki. Kata orang, bila hari besar tiba seperti perayaan natal dan tahun baru, tahun baru cina, paskah, para wisatawan banyak yang merayakannya di lokasi Nanjing Road.


Bolak - balik sepanjang Nanjing Road dengan suasana siang dan malam sungguh tidak membosankan dan kami habiskan seharian ini di tempat keramaian ini.


Kami mencoba ke beberapa tempat dengan naik MRT, angkutan publik yang membawa kami jalan ke mana - mana. MRT jadi sarana transportasi publik yang sangat diandalkan walaupun pada jam - jam tertentu penumpangnya  sangat padat.


Kami naik MRT menuju Plaza Bawah Tanah untuk membeli oleh - oleh dengan harga miring. Ketika turun dari kereta subway, kami melihat kawasan pertokoan yang berbentuk seperti lorong dengan ujungnya berupa ruangan besar.


Nah inilah toko - toko yang letaknya unik. Tidak di atas, tetapi di bawah. Anda bisa berbelanja aneka barang termasuk juga souvenir khas Shanghai.


Jika anda berkunjung ke Shanghai dan ingin shopping banyak barang dengan harga yang terjangkau, maka mall bawah tanah ini merupakan alternatif yang bagus bagi anda.


Anda harus memiliki skill menawar yang tinggi, bisa mendapatkan barang dengan kualitas bagus dan harga yang miring.
Museum di lantai dasar Shanghai Tower
Beruntung teman kami punya kenalan pemilik toko di sini, jadi urusan tawar menawar kami serahkan sama Syuli dan Janu saja ya haha.. 


Keesokan harinya, kami masih menjelajah kota Shanghai yang sungguh modern ini. Berkunjung ke Kota Shanghai tak lengkap rasanya jika tidak menyempatkan waktu mengunjungi Starbucks Reserve Roastery Shanghai. Gerai kopi milik Starbucks yang terbesar di dunia.


Bekerjasama dengan New Retail milik Alibaba Group, Starbucks memperlihatkan kepada pengunjung sebuah pengalaman digital tersendiri, yakni dengan menyaksikan sistem kerja pembuatan kopi lewat layar sentuh di telepon genggam.


Beranjak lebih ke dalam, pengunjung akan merasakan konsep roastery yang Starbucks usung di gerai tersebut. Dengan mata telanjang, peminum kopi bisa melihat langsung proses pengolahan biji kopi hingga menjadi sebuah sajian minuman.


Konsep ini sendiri hanya Starbucks tawarkan di tiga kedai milik mereka. Selain di Shanghai, dua lainnya berada di kota asalnya, Seattle, Amerika Serikat dan di Milan, Italia.


Kami sempat terkagum kagum di gerai Sturbuck Coffee terbesar sedunia ini. Tempatnya sangat luas dan dijamin betah buat ngopi dan nongkrong di sini. Kami dilayani dengan sangat ramah oleh Waiter dan waitress nya yang ganteng dan cantik .


Selepas makan siang di food court sebuah pusat perbelanjaan, kami berpisah dengan sahabat kami ini karena ada kerjaan lagi di  kotanya. Terima kasih Janu dan  Syuli.. senang ketemu kalian....


Selepas berpisah dengan sahabat kami, kita berdua melanjutkan jalan kaki keluar Mall dan tiba di sebuah kuil yang indah bernama Jade Budha Temple. Kuil yang didirikan pada tahun 1882 merupakan tempat sembahyang umat budha yang memiliki faham budhisme Mahayana.


Di sini kita dapat melihat dua buah patung Giok Budha, patung Budha yang tengah duduk dengan tinggi 1,95 meter dan berat 3 ton, serta patung-patung Budha lain yang merupakan sumbangan dari Negara Myanmar.

Konon, kuil ini sempat dihancurkan ketika lengsernya masa dinasti Qing dan kemudian pada tahun 1928, kuil ini berhasil dibangun kembali dibangun untuk melindungi 2 patung giok buddha tersebut. Kami hanya berswafoto dari sisi kanan kiri dan seberang kuil yang indah ini.


Selanjutnya kami berjalan kaki lagi menuju satu ikon Shanghai yang sangat terkenal di kawasan The Bund yaitu Oriental Pearl Tower/Shanghai Tower adalah menara atau gedung tertinggi kedua di dunia setelah Burj Khalifa di Dubai.


Banguan ini tingginya mencapai 632 meter. . Setelah membeli tiket, kita masuk antrian lift dijaga oleh penjaga cantik dan mengantarkan kita ke atas tower.


Sampai di atas di lantai 117 (bagian bulatan atas tower) banyak orang sedang berkeliling melihat pemandangan kota Shanghai..

Kamipun tertarik ke sana dan almak.. lantainya terbuat dari kaca tembus pandang. Dengan setengah hati dan sedikit gemetaran, kamipun berswafoto juga di sini demi kekinian hahaha..


Kami naik tangga lagi ke atas, dari tempat ini akan tampak kecantikan Kota Shanghai yang menawan dengan menggunakan teropong berbayar. Tetapi dengan mata telanjangpun, pemandangan dari atas sini sangat luar biasa.

Setelah puas mengagumi Shanghai dan kemegahannya dari atas, kami turun ke lantai bawah dan di sana ada museum dan tempat beli souvenir buat bawa pulang sebagai oleh-oleh.


Tempat wisata Shanghai selanjutnya adalah The Bund. Nama Bund berasal dari bahasa hindi yang memiliki arti tanggul, waduk, atau dermaga.


Dari lokasi wisata ini, anda akan dapat melihat indahnya pemandangan gedung-gedung menjulang tinggi, dermaga, dan kota yang ada di sekitarnya.

The Bund siang hari dilihat dari Bus Wisata
Ketika berkunjung kemari, anda tentunya bakal takjub dengan cantiknya bangunan yang banyak di tempat tersebut lengkap dengan restoran.


Tak heran kalau The Bund diakui memiliki bangunan-bangunan dengan arsitektur yang paling baik di dunia.


Disini, anda akan dapat melihat berbagai bangunan dengan berbagai macam paduan mulai dari bangunan bergaya klasik, bangunan bergaya romawi layaknya di Italia, hingga bangunan bergaya era-era Renaissance. Untuk bisa sampai ke sini, kita bisa naik MRT turun di East Nanjing Road.


Karena waktu kami singkat dan ingin melihat kota Shanghai lebih jauh, maka kami naik Bus wisata Hop On Hop Off dan keliling kota Shanghai, melihat pemandangan kota dari atas bis ini sangat menyenangkan dan bisa ambil foto - foto dengan lebih leluasa.

Menjelang sore,  lampu - lampu di sekitar kawasan ini sudah mulai dinyalakan. Gemerlap cahaya warna - warni sungguh indah dipandang mata.


Hari terakhir di Shanghai, kami naik lagi MRT ke Xintiandi Area.


Ini adalah pusatnya belanja dan hiburan yang pembangunanya dilakuan oleh Shui On Land yang terbentuk dari bangunan rumah Cina kuno atau disebut dengan shikumen.


Di sini kita bisa menikmati segala sesuatu berbau tradisional mulai dari bermacam makanan, toko buku, hiburan, dan café, serta yang berbau modern dengan segala merk terkenal di dunia.


Setelah itu kami jalan lagi naik MRT ke Disney Land Shanghai. Perjalanan agak jauh kali ini dan ketika sampai di sana, kami harus mengisi perut dulu karena sudah kelaparan. Semua tempat makan di sana sangat ramai oleh pengunjung Disney Land.


Jadi kami makan di tempat yang tidak terlalu ramai dan itupun sangat lama antriannya. Kunjungan kali ini tidak antusias, jadi kami hanya melihat - lihat sebentar dan memutuskan utuk keluar dari area ini dan balik lagi ke kota.

Hari ini adalah hari libur nasional perayaan Dragon Boat Festival. Kata teman saya, kamu baru percaya kalau penduduk China itu semilyar lebih.. hari ini pingin membuktikan. Karena ini hari jumat dan libur nasional pula dan juga long weekend, pasti banyak orang datang ke Shanghai untuk berlibur.

So, kami berjalan kaki ke arah the Bund dan So amazing banyak banget orang yang keluar dari setiap ruas jalan ke arah sana. Kamipun terbawa arus wisatawan dadakan yang mengalir seperti sungai.

Kesempatan kami buat foto di tengah kerumunan manusia ini dan semakin sore semakin malam semakin banyak pula wisatawan yang datang.


Untuk menunggu malam di kawasan The Bund, kami melihat ada sebuat studio foto di pojokan tempat makan. Wah buat iseng aja kami masuk ke sini dan membuat foto yang cantik dengan pakaian tradisional China.

Setelah dari studio foto, kami habiskan malam ini di Shanghai Bund menikmati keindahan bangunan bermandikan cahaya indah di tengah kerumunan manusia yang tampak sangat bahagia..

Selamat tinggal Shanghai kota yang memberi kesan indah, modern, bersih dan mengagumkan..