Translate

Kamis, Juni 08, 2017

Mampir ke Menara Miring Pisa keajaiban Dunia
by: Benediktus Beben

Hari ini Kamis 8 Juni 2017, sebelum kami meneruskan perjalanan ke Cinque Terre, kami mau mampir dulu melihat satu tempat  yang sangat terkenal yaitu Menara miring Pisa.

Pagi - pagi kami sudah terbangun dari tidur yang lelap di suasana kota Romawi dan bergegas menuju Stasiun kereta kota Roma untuk tujuan ke Pisa Centrale.

Perjalanan dengan kereta api dari Roma kira kira 90 menit lamanya.

Setibanya di stasiun Pisa Centrale, kita bisa memilih transpotasi, apakah mau jalan kaki atau mau naik bis/taxi ke arah menara yang berjarak kurang lebih satu kilometer. Kami memutuskan untuk naik bis saja untuk menghemat waktu.

Komplek menara pisa dari jalan raya
Tiba di perhentian di Pinggir jalan menuju komplek Menara Pisa,  banyak penjual souvenir sedang dikerubungi para turis. Kaki terus melangkah menembus kerumunan turis sambil memandang ke arah depan mencari pandangan ke menara yang sangat terkenal ini...
Stasiun Pisa centrale

Sekilas tentang menara Pisa (dari berbagai sumber)
Menara miring Pisa (dalam Bahasa Italia: Torre pendente di Pisa) atau yang biasa disebut The Tower of Pisa (La Torre di Pisa) adalah sebuah menara lonceng dari sebuah katedral di kota Pisa, Italia. Menara ini terletak di belakang katedral dan merupakan struktur ketiga di Campo dei Miracoli (keajaiban) Pisa.

Walaupun rencana semula dibangun secara vertikal, menara itu mulai miring ke arah tenggara segera setelah dilakukan konstruksi di tahun 1173, dikarenakan pondasi yang tak sempurna.

Tinggi dari menara tersebut adalah 55,86 km dari permukaan tanah di sisi terendah, dan 56,70 m di sisi yang tertinggi. Lebar alas bangunan itu adalah 4,09 m dan lebar puncaknya adalah 2,48 m. Berat menara ini diperkirakan 14,500 ton dan memiliki 294 anak tangga.

Konstruksi dari Menara Pisa dibangun dalam tiga tahap, yang memakan waktu sekitar 200 tahun (hmm lama sekali ya...). Konstruksi marmer putih di lantai pertama dimulai pada tanggal 9 Agustus 1173, pada masa kejayaan militer dan kemakmuran Italia. Lantai pertama ini dikelilingi oleh beberapa pilar dan walaupun posisinya miring, namun tetap tahan selama berabad-abad.

Ada kontroversi seputar identitas dari arsitek yang membangun Menara Miring Pisa. Selama bertahun-tahun, desain tersebut diyakini dibuat oleh Guglielmo dan Bonanno Pisano, artis lokal kenamaan di abad ke-12, yang terkenal dengan karya perunggunya, khususnya pada karyanya Pisa Duomo.

Bonanno Pisano meninggalkan Pisa di tahun 1185 dan pindah ke Monreale, Sicilia, namun kemudian kembali lagi dan meninggal di tanah kelahirannya itu. Makamnya ditemukan di dasar tower di tahun 1820.

Menara itu pertama kali miring setelah lantai ketiga dibangun di tahun 1178, dikarenakan amblasnya pondasi sedalam tiga meter, akibat pergerakan tanah. Ini berarti bahwa desain dari menara tersebut telah cacat sejak pada awalnya.

Konstruksi dihentikan sementara selama hampir seabad lamanya, karena para warga Pisa hampir terlibat peperangan dengan Genoa, Lucca dan Florence. Selama masa ‘istirahat’ ini, struktur tanah di bawahnya telah kembali stabil. Dan di tahun 1198, dipasang jam untuk sementara pada bangunan yang masih belum tuntas itu.

Di tahun 1272, bangunan itu dilanjutkan kembali oleh Giovanni di Simone, arsitek dari Camposanto. Lantai keempat dibangun untuk mengimbangi kemiringan dari menara ini. Pembangunan kembali dihentikan di tahun 1284, saat Pisa ditaklukan oleh Genoa dalam Pertempuran Meloria.

Pembangunan menara lonceng ini tak selesai terhenti hingga 1372. Setelah itu, Tommaso di Andrea Pisano berhasil menyelesaikan elemen-elemen Gothic dari menara tersebut, dengan memberikan sentuhan gaya Roma. Terdapat tujuh lonceng pada menara tersebut, yang masing-masing mewakili not pada nada. Lonceng yang terbesar dipasang pada tahun 1655.

Pagi itu udara sangat bersahabat dan matahari bersinar cerah menghangatkan badan. Dari perhentian bis, Menara yang hanya berketiggian 56 meter ini masih belum bisa terlihat karena tidak ada tempat yang lapang dari bangunan kota yang rata-rata bertingkat dua atau bertingkat tiga.

Berjalan menembus kerumunan turis, sudah tidak sabar ingin melihat si cantik Pisa... Langkah kaki kami sampai ke sebuah alun - alun dengan taman yang rapih berumput hijau. Kami berjalan di jalan yang lebar khusus untuk para pejalan kaki.

Di ujung sana tampak sebuah Katedral yang mirip dengan Katedral Duomo di kota Milan, dengan marmer putih sangat dominan. Di belakang katedral tampak samar - samar sebuah menara miring Pisa itu.

Wah Puji Tuhan terima kasih Tuhan sudah membawa kami ke tempat yang kami impikan.. Kami sudah berada di tempat bersejarah dan terdaftar sebagai warisan dunia UNESCO. Pandangan mata kami tak lepas dari menara ini.

Dari setiap sudut kami pandangi dan kami abadikan dalam fotografi. Terlihat para turis mencoba bergaya dengan segala tingkahnya yang lucu dengan latar belakang menara cantik ini. Sayapun ikut -ikutan terlarut dalam suasana ini.. waduh susah sekali mau berfose dengan gaya unik.. dasar bukan foto model haha.. jadi berfotolah kami dengan gaya seadanya yang penting sudah ada buktinya haha..

Kami berjalan semakin mendekati menara Pisa.. kemiringan nya sangat tampak.. di atas sana antrian turis yang ingin naik  masih mengular.Hati tergerak ingin ikut antrian tetapi mengingat waktu, kami cuma memandang dan mengagumi saja keindahan menara ini dari setiap jarak .. Sungguh luar biasa, menara berumur ratusan tahun dan masih bertahan menembus abad bertahan dalam segala terpaan musim dan cuaca..

Dari menara miring Pisa kami berjalan ke depan dan memasuki pelataran sebuah katedral bermarmer putih. Saya pikir arssitek katedral ini sama bergaya Gothic dengan Katedral Duomo yang ada di kota Milan.. Detail ukiran dan ornamen di Katedral ini sangat mirip.

Dambil berjalan pulang, kami memperlambat jalan karena masih terpesona dengan Menara yang sungguh luar biasa ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar