Translate

Rabu, Juni 07, 2017

Ziarah Roma & Vatican (2)

Perjalanan sampai ke Puncak Kubah Vatican 

By: Benediktus Beben


Hari Rabu tanggal 7 Juni 2017, kami bangun pagi karena hari ini merupakan hari yang kami tunggu..
Hari dimana kami beralasan kuat untuk pergi ke Vatican untuk mengikuti Misa dan audiensi Bapa Paus (Papal Audiensi).

Dengan menumpang Metro dari dekat hotel tempat kami menginap di Roma,  kamipun  turun di sisi kanan Basilica St. Petrus Vatican.. 

Kota Vatican, (dengan nama resmi Negara Kota Vatikan (bahasa Italia: Stato della CittĂ  del Vaticano), merupakan sebuah enklaf yang dikelilingi tembok di dalam kota Roma di Italia.

Peziarah 

Dengan luas area sekitar 44 hektar, dan populasi sebesar 842 jiwa, Negara Kota Vatican merupakan negara independen terkecil di dunia, baik area maupun populasinya, yang diakui secara internasional.

ikut antri masuk ke halaman basilica St. Petrus

Ketika kaki melangkah dan tiba di luar halaman kota Vatican, kekaguman  sudah mulai terasa.. Kelompok manusia dari berbagai penjuru dunia sudah mulai berdatangan dan memebentuk antrian yang panjang. Lagu lagu pujian sudah mulai terdengar dari setiap sudut Vatican. Kami tidak sabar ingin segera masuk ke tengah halaman tetapi kami harus melewati dulu pemeriksaan petugas.

Seorang Garda Swiss 

Maka kamipun ikut antrian itu dan bergabung masuk ke halaman Vatican dengan jutaan manusia lainnya untuk mengikuti misa. Sungguh mengagumkan, kami berdiri di halaman bangunan megah yang selama ini hanya ada dalam angan.. berdiri penuh kagum, hanyut dalam eforia yang membuat hati berdebar dengan jutaan perasaan.
 
satu sudut Vatican

Semua orang berbicara dalam berbagai bahasa yang tidak semuanya kami mengerti tetapi saya yakin itu semua merupakan ungkapan pujian dan kekaguman, kebanggaan, kebahagiaan, sukacita dan rasa syukur yang sangat dalam...sudah bisa sampai ke pusat Agama katolik dunia.

bergabung bersama jutaan umat

Kami mencari tempat duduk yang kosong dan beruntung mendapatkan tempat duduk dekat pagar pembatas,  dimana Bapa Paus akan keliling melewati beberapa sisi halaman Vatican untuk memberkati umat yang hadir.
Iring iringan Bapa Paus memberkati umat yg hadir

Suara nyanyian terdengar dari setiap sudut Vatican. Sejauh mata memandang hanya ada lautan manusia yang dengan rela berpanas panasan untuk mengikuti misa syukur bersama Bapa Paus. Di beberapa titik , para Garda Swiss berkostum unik dan khas berdiri tegap menjalankan tugasnya..

Homili 

Tepat pukul 10.00 waktu Roma, Bapa Paus mulai berkeliling dengan mobil kepausan. Berhenti di beberapa titik dan memberikan berkat khusus kepada umat yang dilewatinya. Teriakan Papa.. Papa.. tak henti hentinya diteriakan dari berbagai sudut untuk menarik perhatian Bapa Paus. Hanya berharap mendapatkan lemparan senyum  dan  berkatNya...

Umat yg hadir sangat antusias menyambut Bapa Paus

Tidak jauh dari tempat saya berdiri ada seorang ibu meneriakan Papa... Papa.. sambil mengangkat anak balitanya.. betapa bahagianya ibu ini ketika anaknya diambil oleh Garda Swiss dan diserahkan kepada Bapa Paus untuk diberkati.. Ibu ini menangis bahagia sambil tak henti henti nya mengucap syukur..


Banyak peristiwa yang membuat perasaan saya terharu.. Dan ternyata di ujung sana saya melihat beberapa bendera Indonesia berkibar sambil menyanyikan lagu pujian.. Oh bahagianya mendapat kesempatan yang sangat langka ini..

Misa dengan khusu di depan layar lebar

Saya ikut hanyut juga dalam eforia menunggu Bapa paus lewat di depan saya. Saya sudah siap dengan camera  dan handphone.. beberapa jepretan bisa saya ambil, tetapi saking antusiasnya, tombol video lupa saya pijit begitu Bapa Paus berada tepat di depan saya dan tidak terekamlah moment langka itu.. sedih juga tapi tetap puas hati sudah bisa berada sedemikian dekat dan bertatap langsung dengan Bapa paus Fransiskus.

Sekitar 30 menit Bapa Paus keliling menaburkan berkat dan terus dilanjutkan ke altar untuk memulai misa. Umatpun duduk tertib selama misa berlangsung. Bagi yang jauh dari altar, tersedia layar TV raksasa di beberapa sudut sehingga kita tetap bisa merasa dekat dengan Bapa Paus.. Hari ini sungguh sangat cerah dan kita bisa mengikuti misa dengan tertib sampai usai kira kira  jam 12.00.


Seusai misa, kami berkeliling di lapangan St. Petrus mengagumi keindahan bangunan kuno ini yang sungguh saya kagumi sejak kecil dan sekarang saya berkesempatan untuk mengaguminya dan berada tepat di titik tengah lapangan.. Obelisk yang jadi tonggak Vatican berdiri kokoh di tengah lapangan, Patung patung para rasul berdiri tegap di sepanjang atap  Basilica.

Megah
Saya memandang jauh ke atas mengagumi kubah Vatican yang sangat indah dan baru saya tahu belakangan kalau kita bisa naik sampai ke atas kubah sana..

Bangga bisa misa di sini

Kami berjalan ke luar basilica untuk masuk ke Museum Vatican melihat lukisan lukisan  yang sangat terkenal di sana tapi niat kami belum tercapai karena antrean yang begitu panjang dan sangat melelahkan. Akhirnya kami kembali ke pinggir lapangan dan menemukan 1 buah cafe, maka kamipun memesan secangkir munuman dan sepotong Pizza untuk mengusir rasa haus dan lapar.

Foto bersama poster Bunda Maria dari salah satu rombongan

Setelah makan, kami berjalan menyusuri koridor basilica dan ketika sampai di dalam kekaguman akan isinya sungguh tidak terkatakan.. Mahakarya seni yang sangat tinggi ada di langit langit basilica, ada dinding dan tidak ada celah yang kosong.


Tiap sudut sangat memanjakan mata karena banyaknya patung, lukisan dari lantai sampai atap.. saya sampai pusing mau mengabadikan yang mana nih.. kamera sudah diputar 180 derajat untuk mengambil semua pemandangan yang ada.. akhirnya saya cape sendiri dan berusaha fokus untuk mengaguminya dan merekam dalam hati saja..


Ada beberapa kapel di dalam basilica, tampak beberapa kelompok sedang berdoa atau hanya sekedar duduk bengong saking kagumnya.. semua indah, semua mengagumkan dan semua sangat mengesankan.. ketika berkeliling, saya tidak sengaja menemukan jalan sempit berundak seperti lorong.. sangat sempit menuju ke atas... Ada apakah di atas sana?

Makan siang dulu sebelum lanjut petualangan

Saya bertanya kepada seorang turis : menuju ke mana tangga itu? ternyata itu tangga menuju kubah Vatican.. Saya bersemangat sekali untuk mencoba naik ke sana.. saya ijin sama istri saya dan dibekali sebotol air mineral..

Tangga sempit menuju kubah

Step by step anak tangga saya pijak, jalan berputar mengikuti bentuk kubah dan makin ke atas jalanan makin sempit hanya bisa untuk 1 orang pejalan kaki.. nafas sudah mulai tersengal dan saya menoleh ke belakang..tampak beberapa orang sedang berusaha naik juga...

mengintip pemandangan dari atas kubah

Saya tidak mungkin turun lagi karena jalan turun ada di sisi lain kubah ini. So.. mau ga mau harus jalan terus sampai puncak kubah.

Pemandangan kota Roma  dari atas kubah Vatican

Di sisi kiri ada sebuah jendela dan sedikit pijakan buat ambil nafas sejenak.. sayapun berdesakan dengan seorang pendaki berbagi lahan untuk sedikit ambil nafas tambahan...wuuushs.. lumayan terbantu juga untuk melanjutkan perjuangan.

Lapangan St. Petrus dari atas kubah

Jalan ke atas makin melingkar dan makin sempit saja. Nafas semakin tipis.. tapi dengan kekuatan doa akhirnya sampailah saya di puncak kubah.. sudah banyak orang berdiri di seputaran jeruji besi jendela kubah..

Saya duduk sebentar untuk memulihkan tenaga dan akhirnya saya bisa berdiri mengagumi Vatican dan kota Roma yang indah dari atas kubah Vatican.. Oh My God.. full of blessing bisa sampai ke puncak Vatican.. dari sini saya bisa mengagumi lapangan St. petrus yang sangat indah seperti yang saya lihat di kalender rohani.. Dari sisi lainnya kita bisa melihat pemandangan yang berbeda dari kota Vatican dan Roma  ..


Hati saya sangat puas dan berjalan turun kembali untuk  memberi kesempatan kepada peziarah lain yang ingin juga  mengagumi Vatican dari kubah ini..


Anak tangga turun saya jejaki bersama para peziarah, rasa cape terbayar sudah walaupun baju basah mandi keringat.. beruntung istri saya tercinta membekali saya sebotol air mineral,, sangat membantu sekali menghilangkan dahaga..
Daftar Nama Paus yang pernah bertakhta di Vatican

Dalam perjalanan turun dari kubah, saya masih bisa mengagumi bangunan atap Vatican dan ada 1 toko souvenir yang menjual barang barang rohani. Saya mampir hanya untuk membeli satu souvenir sebagai tanda perjalanan ke sana, Kita masih berkeliling di dalam basilica untuk beberapa lama dan rasanya tak ada habisnya mengagumi segala yang saya lihat...


Tapi perjalanan harus dilanjutkan,, masih ada beberapa tempat di Roma yang ingin kita kunjungi.. Sebelum benar benar meninggalkan tempat ini, kami mampir ke kantor pos Vatican untuk berkirim postcard..

Dengan berjalan santai, kami keluar lapangan St. Petrus sambil sekali-kali menoleh ke belakang memandang keagungannya...

Sekian dulu cerita perjalanan kami.. Follow my channel JEJAK BEN

Jika berkenan, jangan lup Like, Share dan tinggalkan Comment Anda..

Salam sehat selalu

Tuhan berkati..













Tidak ada komentar:

Posting Komentar