Translate

Rabu, Maret 18, 2020

CAMINO SANTIAGO DE COMPOSTELA

Kisah kami si Pasukan Keong (3)

By: Benediktus Beben


Perjalanan ziarah yang kami lakukan dengan berjalan kaki atau dikenal dengan Camino de Santiago, adalah ziarah rohani umat Katolik menuju Katedral Santiago de Compostela. Katedral ini berisi makam Santiago, sebutan orang Spanyol untuk Santo Yakobus atau St.James.

St.James atau St. Yakobus atau Santiago
Tradisi ini dimulai sejak abad ke 9 ketika jasad Santo Yakobus yang dipancung di Jaffa, Israel, dibawa ke perbukitan Lobredon, yang kini menjadi Santiago de Compostela.


Para peziarah melakukan perjalanan selama berhari-hari bahkan bisa berbulan-bulan untuk mencapai katedral sebagai bentuk devosi kepada sang Santo.

Perjalanan menuju Santiago de Compostela cukup sulit bagi saya karena  pada awalnya informasi yang didapat sangat mimim dan tidak populer bagi orang Indonesia pergi ke sana. 


Setelah mencari tahu sekian lama akhirnya kami memantapkan niat untuk menjalani ziarah ini. Informasi kami dapat dari internet dan pada akhirnya terhubung dengan beberapa sahabat yang secara tidak sengaja sambung menyambung menjadi informasi yang lengkap.


Dari informasi yang saya kumpulkan akhirnya dibuatlah itinarary perjalanan kami untuk camino. 

Dari banyak cerita yang kami dapat dan setelah menjalaninya,  benarlah kata orang-orang bahwa perjalanan ini sangat mengesankan dan berbeda dengan perjalanan wisata umumnya karena punya nilai spiritual yang mungkin berbeda bagi tiap orang. Ada pengalaman bathin yang sulit difahami dan tidak bisa dijabarkan secara harafiah.


Sesuai dengan itinarary kami, Hari ini Senin  tanggal 7 Oktober di hari ke 6 yang  merupakan hari terakhir perjalanan ziarah kami sampai di tujuan Santiago de Compostela..


Kami ber 5 meneruskan perjalanan dari kota O Pedrouzo dan akan melewati San Payo, Lavacolla, Vilamaior, Monte De Gozo dan akan berakhir di Santiago de Compostela dengan jarak tempuh 19 KM.


Pukul 9 pagi, hari masih berselimutkan kabut tipis saat kami keluar dari penginapan dan berbelok ke sebelah kanan sesuai petunjuk tugu camino, melewati pinggiran kota dan masuk lagi ke jalan sempit menuju hutan, turun naik bukit melewati perkebunan dan peternakan.


Hari ini kami semangat sekali mengingat nanti sore sudah sampai di Santiago. Pingin rasanya cepet sampai tujuan.


Tetapi pada kenyataannya, kami menjalaninya dengan santai menikmati semua keindahan dalam setiap langkah kami. Seperti biasa singgah ke beberapa cafe yang kami lewati menikmati secangkir kopi, juice, salad  dan sepiring makanan  yang  lezat ala camino.


Ketika kami berhenti di sebuah cafe dan duduk di meja pinggir jalan, mata kami tertuju pada sekelompok wanita di meja belakang kami.


Salah satu dari mereka sedang sibuk berdandan dengan kostum yang aneh seperti kostum penyihir jaman dulu yang ada di cerita komik wkwkwk...


Waduh kelihatannya ribet banget ya.. pakaian yang dikenakan berlapis lapis sebelum memakai jubah berwarna coklat. Didorong rasa penasaran, akhirnya kami mendekati mereka untuk berkenalan dan cari tahu kostum apakah itu?


Dari keterangan mereka, ternyata mereka berasal dari Denmark dan kostum yang dipakai temannya itu adalah kostum wanita-wanita Eropa jaman baheula... Niat banget ya, jauh-jauh dari Denmark bawa kostum itu buat foto camino.. Harusnya ibu-ibu kita ini bawa kain kebaya ya.. kebayang ribetnya sambil gendong ransel wkwkwkw...


Tanpa terasa kita sudah berjalan sampai sore hari dan pukul 16.30 kita sampai di atas bukit bernama Monte do Gozo atau Hill of Joy, yang merupakan bagian penting dari perjalanan Camino de Santiago.


Bukit ini terletak sekitar dua mil dari pusat kota, itu adalah bukit tempat para peziarah mendapatkan pandangan pertama mereka tentang tujuan akhir mereka, Katedral Santiago de Compostela.


Dari sana, para peziarah memiliki sekitar satu jam lagi untuk berjalan, mencapai akhir perjalanan setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu berminggu-minggu, bahkan mungkin beberapa bulan, untuk diselesaikan.

Dari bukit ini Kota Santiago de Compostela sudah terlihat di kejauhan. Puji Tuhan sudah mau nyampe.. makin semangat kita. Foto-foto dulu di monumen ini sebelum turun ke kota..


Setelah puas berfoto di monumen ini, kami mulai jalan lagi melewati jalanan beraspal dan turun ke arah kota sambil foto-foto lagi dengan pemandangan kota Santiago di depan kami yang bersinar bermandikan matahari sore.


Hari ini memang sangat cerah dan kami makin semangat untuk segera sampai ke sana. Pikir kami, dari monumen Monte Do Gozo tujuan kami Santiago sudah dekat.. ternyata eh ternyata kami harus berjalan beberapa kilometer lagi..


Jadi ya nikmatin saja sampai kami memasuki sebuah kota yang indah dan modern.. nah ini kota Santiago.. Kota nya asri dan modern berbukit-bukit.

Kamipun melanjutkan langkah melewati taman kota dengan monumen-monumen nya yang indah.


Terus berjalan di antara lorong-lorong kota, diantara pertokoan kuno tapi asri yang menjajakan berbagai souvenir khas Santiago.


Berjalan dan terus berjalan naik mengejar siluet Katedral Santiago yang timbul tenggelam diantara lorong-lorong yang kami lalui.


Akhirnya kami tiba di sebuah kota kuno Santiago de Compostela yang jadi impian kami sampai mampu melakukan perjalanan sejauh ini..

OMG kami sudah berada di tengah-tengah bangunan kuno yang menjulang tinggi dan sangat indah sampai hatiku berdegup kencang saking bahagianya.


Saya dan istri berhenti di tengah alun-alun diantara bangunan kuno dan baru belakangan tau ini namanya 'Praza de Cervantes' adalah alun-alun kota yang namanya diambil dari Miguel de Cervantes, pengarang buku Don Quixote.


Siapa sangka ternyata alun-alun ini mempunyai sejarah yang kelam. Pada abad ke 12 ketika jaman inkuisisi Spanyol, Praza de Cervantes dipakai sebagai tempat penyiksaan dan eksekusi. Hampir tiap hari, ada saja tahanan yang di bakar hidup-hidup, atau meninggal di tiang gantungan.

Sekarang Praza de Cervantes menjadi salah satu alun-alun kota yang indah dan tenang dengan banyak minimarket dan toko-toko di sekitarnya.


Sementara Lina pergi dengan pemilik penginapan untuk mengurus Ransel-ransel kami dan check in hotel. Kami menunggu teman kami yang 2 lagi.. kemana ya?  oooh itu dia.. mereka masih berusaha memantapkan langkah mencapai titik perjalanan.. Capee ya..


Setelah urusan ketebelece selesai, kami diantar masuk ke tempat penginapan yang terletak di sebuah lorong jalan dan persis ada di sebelah Cafe yang rame dengan wisatawan. Cafe ini 2 hari ke depan akan jadi rumah makan kami nih...

Permisi Omm.. mau minta makan
Pintu kuno nan kokoh berwarna hijau tua menyambut kami ketika tiba di depan penginapan.. bangunan berbatu yang sangat kuno dan kokoh ..


Tapi tak disangka di dalamnya begitu modern dengan tempat tidur yang tertata rapih, ada ruang tamu yang luas dan semuanya sangat perfect buat kami yang sudah lelah.. pingin rasanya langsung tidur  wkwkwk.. waktu sudah menunjukan pukul 19.00 lewat ketika kami tiba di penginapan ini.
nyantai dulu di sofa 
Setelah istirahat beberapa saat, kamipun keluar kamar melewati tangga rumah dan membuka pintu yang kokoh itu... walaupun sudah jam 19.30, hari masih terang dan kami berjalan ke arah katedral Santiago yang sudah ga sabar ingin segera dikunjungi..

Hayo sereman siapa ??
Kami sampai di belakang Katedral melewati sebuah monumen bernama Fountain of Platerias, Cathedral of Santiago de Compostela.

Fountain of Platerias
Tetapi bangunan di sebelah kiri monumen ini tampak ditutupi platik dengan banyak tiang-tiang besi. Rupanya sedang ada pemugaran dan renovasi termasuk katedral utama yang kami masuki..


Yaah sedikit kecewa juga karena kami tidak bisa melihat dengan utuh kemegahan katedral ini dan terutama pingin banget melihat ayunan dupa yang terbesar di dunia ketika misa berlangsung di katedral Santiago de Compostela.. 


Kami menepis kekecewaan kami dan dengan penuh syukur berdoa sambil menyalakan lilin di depan altar gereja yang sudah penuh tiang penyangga. Altarnya berlatar patung Santo Yakobus yang berwibawa.

Setelah keliling dalam katedral kamipun keluar gereja walaupun belum puas rasanya berada di sini, tapi ya sudahlah perut sudah keroncongan minta diisi dan kita masih punya hari  esok bisa  seharian penuh ngubek kota ini...

Peace.. lepas sudah semua beban..
Setelah mengambil beberapa foto di depan Katedral, lalu berjalan ke arah penginapan dan singgah di Cafe tetangga untuk makan malam..
Mari kita makan..
Kami memasuki ruangan cafe dan memilih duduk di meja tengah, memesan makanan dari daftar menu yang semuanya tampak enak.. hmmm laper berat..

Bless our foods..
Rekomendasi dari para peziarah, kita harus mencoba 'Pulpo A Gallega' nih, gurita rebus yang dicampur dengan minyak zaitun, garam dan paprika yang menjadi makanan khas Galicia seperti yang saya ceritakan di tulisan yang lalu..


Suasana cafe sangat menyenangkan dengan pelayanan yang ramah. Sambil istirahat melepas lelah , kami melahap semua makanan yang tersaji di tambah segelas beer yang menyegarkan..

di depan cafe tetangga
Ketika keluar cafe hari sudah menunjukan pukul 22.00.. jalanan sudah mulai sepi hanya anak-anak muda penduduk lokal yang masih bercengkrama di sebuah cafe seberang.


Kami istirahat dengan sangat nyaman dan tidur pulas malam ini.. rasanya bahagia banget bisa menyelesaikan perjalanan ziarah camino hari ini... 

Selasa, 8 Oktober 2019 hari ke 2 di Santiago de Compostela


Hari ini hujan turun cukup deras.. ketika kami keluar penginapan dan berjalan ke Katedral Santiago, banyak sekali para peziarah berjalan dengan payung dan mantel hujan beraneka warna. Tampaknya hujan tidak   menyurutkan semangat para peziarah untuk berdoa ..

Kami kembali antri memasuki Katedral untuk  menuntaskan hasrat kemarin yang belum terpuaskan untuk mengagumi katedral ini.


Di dalam katedral, kami bisa melihat banyak artefak menarik seperti altar berlapis emas, makam santo Yakobus, dan dupa perunggu terbesar di dunia serta patung Santo Yakobus yang berada di belakang altar.


Alkisah dengan memegang pundak Sang Santo yang berlapis emas ini sembari minta berkat, keinginan kita akan terkabulkan. Sayangnya pengunjung dilarang foto, bahkan ada seorang pastor yang dengan awas memperhatikan gerak gerik para peziarah. Walaupun begitu, saya masih penasaran untuk jepretkan camera 1x saja ketika berada di dalam makam ini..

ke makam Santo Yakobuis
Setiap hari tepat jam 12 siang, sebuah misa diadakan untuk menghormati para peziarah yang tiba di katedral setelah perjalanan yang panjang. Para peziarah diminta untuk meregistrasi namanya, sehingga bisa diumumkan pada saat homili.

Botafumeiros di sebuah dinding bangunan
Biasanya pada acara ini pastor akan menggunakan botafumeiros, atau dupa raksasa yang digantung diatas gereja. Sayangnya dupa itu tidak terlihat karena sedang ada renovasi besar-besaran.. wah semoga kami bisa kesini lagi kalau renovasinya sudah selesai ya.. amiin..

Para peziarah antre untuk sertifikat
Pukul 11.30 kami keluar dari katedral menuju ke suatu gedung untuk antre lagi mendapatkan sertifikat peziarah camino. Di tempat ini sudah membludak juga antrian para peziarah ..

Foto dulu dengan Romo sambil nunggu antrean sertifikat camino
Hari masih hujan,  jadi kami belum bisa foto-foto di depan Katedral Santiago ini. Makanya kami urus dulu penukaran passpor dengan sertifikat Camino.. tapi ya itu perjuangan banget buat mendapatkannya. Kalau kami tidak nginap di kota ini mungkin sertifikat itu tidak akan kami dapatkan. 
jalan dulu cari souvenir ah..
Antrian tampak masih panjang dan hujan mulai reda, Saya dan istri ijin sebentar sama teman-teman kami untuk berjalan beberapa kilometer ke Stasiun Kereta api untuk beli tiket pulang ke Madrid dan Barcelona 2 hari yang akan datang.


So, kami berdua keluar dari area Katedral melewati bangunan-bangunan kuno di area ini dan nyebrang jalan, melewati sebuah taman bernama Taman Alameda dan secara tidak sengaja bertemu dengan 2 patung emak-emak yang sangat legendaris.


Konon, antara tahun 1950-1960, ada dua kakak beradik wanita yang selalu mampir di taman tepat jam 2 siang dengan busana dan dandanan mencolok. Menurut cerita, banyak anggota keluarga mereka dibunuh karena dituduh anti pemerintah, sehingga mereka mengalami depresi.


Entah karena gila atau hanya nyentrik, yang pasti keberadaan kedua wanita itu sangat menghibur. Saking terkenalnya, sebuah patung didirikan di tengah taman untuk mengenang kehidupan mereka yang sarat drama.

Setelah berfoto dengan kedua nenek ini, kami berjalan ke luar taman, melewati sudut-sudut kota yang asri dengan pemandangan khas kota tua Eropa hingga sampai ke Stasiun kereta api untuk membeli tiket.

Saat menyususri jalan ke Stasiun,  baru saya tersadar bahwa kota ini sangat modern dengan bangunan-bangunan megah .. saya berkesimpulan bahwa Katedral Santiago de Compostela itu ada di tengah-tengah bangunan tua yang merupakan kawasan herritage..


Dari jalan raya, kami terus berjalan menuju arah Stasiun dan membeli tiket kereta dengan harga yang sesuai perkiraan kami..Dan di sebuah  sudut terminal, ada sebuah cafe yang sudah buka dan kebetulan juga kita belum sarapan... jadilah kita berdua sruput kopi dulu  dan makan donat yang masih hangat  biar tambah semangat buat jalan balik ke katedral Santiago..


Setelah itu kami panggil taksi untuk bergabung kembali dengan teman kami ke tempat antrian sertifikat.. sampai di sana, ternyata antrian masih cukup panjang dan dengan sabarnya kami duduk sambil ngobrol menghalau kejenuhan.

tetap bersabar menunggu giliran demi sertif camino
Tiba juga dipanggil sesuai nomor kami, diwawancara oleh seorang petugas yang ramah dari deretan meja panjang dengan beberapa petugas yang melayani para peziarah.

Passpor dan Sertifikat kami
Kami ditanya tentang perjalanan kami, dari mana kami berasal dan diberi tahu bahwa sertifikat kami bisa juga didedikasikan buat orang tua kita atau saudara tercinta  yang sudah meninggal.. Saya jadi teringat film 'The Way ' yang jadi salah satu inspirasi para peziarah Camigo Santiago..


Dan setelah melewati wawancara itu, akhirnya dapat kita mendapatkan Sertifikat yang diidamkan. Rasa bahagia dan bangga  menyelinap dalam kalbu.. Thanks God sudah membimbing kami sampai tercapai perjalanan yang sarat makna ini..


Hari sudah menunjukan pukul 14.00 ketika kami keluar dari antrian sertifikat. Lalu kami berjalan ke alun-alun Katedral Santiago De Compostela yang sangat  luas bernama Praza del Obradoiro

Para peziarah dalam berbagai eforia
Banyak sekali para peziarah dari seluruh penjuaru dunia yang baru tiba dengan Ransel di punggung, duduk-duduk kecapean, foto-foto dengan berbagai gaya..

Praza del Obradoiro
Semua peziarah dengan penuh kemenangan, meluapkan semua perasaannya ketika sampai di tempat ini..  Kebahagiaan, keharuan, kesedihan, kebanggan, rasa syukur bercampur jadi satu dalam eforia..



Praza del Obradoiro adalah alun-alun terbesar tidak hanya di Santiago de Compostela tetapi juga di semua Galicia.


Dikelilingi oleh Katedral Santiago de compostela (tadinya hanya  gereja kecil abad kesembilan yang dibangun di atas makam St. Yakobus.


Meskipun memiliki fasad Baroque tetapi dianggap sebagai salah satu gereja Romanesque terbaik di Spanyol dan menjadi salah satu bangunan bersejarah abad pertengahan terindah di Eropa) , Rajoy Palace di mana dewan kota bertemu,


Parador Hostal Dos Reis Catolicos (dibangun pada tahun 1499 sebagai rumah sakit dan sekarang menjadi penginapan  untuk para peziarah dan mendapat kehormatan  sebagai salah satu hotel tertua di dunia)..

 dan sebuah bangunan klasik dan megah bernama  San Xerome College...


Praza Del Obredoiro adalah titik akhir bagi para peziarah yang telah berjuang menyelesaikan perjalanan camino selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan lamanya..


Makanya di Alun-alun inilah segala perasaan tertumpah dan kami berkumpul di sini bertukar cerita tentang perjalanan kami. Katanya di tempat ini juga sering diadakan konser dan acara terbuka lainnya, termasuk perayaan hari St. James setiap tanggal 25 Juli.


Lepas dari area Katedral, kami berjalan lagi memasuki Gereja St. Fransiskus Asisi yang berlokasi beberapa meter dari Katedral Santiago.


Di depan gereja terdapat monumen St. Fransiskus Asisi dengan latar belakang Gereja kuno yang nan kokoh dan megah.


Kami masuk ke dalam Gereja yang berpintu kayu yang berat dan berdoa di sana sambil menikmati keindahan interior di dalamnya.


Dekorasi di belakang altarnya sangat unik.. di kiri dan kanan altar,  dan juga di  langit-langitnya yang semuanya tampak sangat mengagumkan.


Di Gereja ini, terdapat  patung patung Santo Yakobus yang berjajar dengan patung Santo dan Santa lainnya.   Kami tak lupa untuk memanjatkan doa dan rasa syukur kami dan mengabadikannya dalam jepretan kamera.


Lalu kami jalan kaki lagi menyusuri pertokoan  kuno yang berjajar sepanjang jalan. Kebanyakan  dan menjual aneka souvenir khas Santiago.


Saya memutuskan untuk membeli kerang - kerang lambang Camino Santiago untuk dibagikan ke keluarga di tanah air sebagai cendera mata yang sangat spesial dan bisa digantung di rumah masing - masing sebagai pajangan.. siapa tau suatu hari kelak, kerang ini bisa membawa yang lain menyusuri jejak Santo Yakobus sampai ke Santiago De Compostela.. Amiinn.


Semua souvenirnya bagus dan unik, ingin rasanya membeli segala pernak - pernik yang ada tapi kami membatasi diri untuk hal ini dan hanya membeli beberapa souvenir yang paling utama untuk sendiri dan oleh - oleh buat saudara di tanah air.


Tidak terasa hari sudah sore ketika kami jalan kembali ke Praza de Obredoiro, Ada beberapa pemain musik jalanan yang memainkan alat musik nya dengan sepenuh hati,  mengalunkan melodi sepanjang lorong Camino, menghibur para pejalan kaki yang melewatinya hingga menambah damai suasana hati.. Kami para pejalan kaki memberikan sedikit donasi buat alunan musik mereka..

Pemusik jalanan di lorong Santiago
Di pelataran Katedral tampak sebuah kereta api yang sedang berhenti dan kamipun mendekatinya untuk ikut naik dengan gratis berkeliling kota Santiago de compostela.


Bersama dengan para peziarah lain, kami berkeliling kota menikmati keindahan Santiago de Compostela dari atas kereta di sore hari yang cerah.


Menyusuri jalanan kota yang klasik, melewati gedung-gedung bersejarah yang dijelaskan oleh operator otomatis yang bisa kita dengar dari earphone yang disediakan di atas kereta menambah pengetahuan kita tentang kota ini dan sejarah bangunan - bangunan yang kita lewati..


Sambil mengistirahatkan kaki yang lumayan pegal, kami terus terbawa dalam lamunan memandang jauh bangunan-bangunan yang megah, segala pernak-pernik kota Santiago de Compostela yang menggetarkan hati.


Sekitar pukul 19.00 kami berjalan ke arah penginapan kami dan mampir di cafe tetangga untuk makan malam yang lezat..


Hari sudah mulai gelap ketika kami selesai makan malam, dan kami masih jalan-jalan  kaki sedikit di sekitar itu untuk mampir ke sebuah mini market dan melewati beberapa cafe dengan kehidupan malamnya yang lumayan ramai..

Sejarah singkat Katedral Santiago de compostela (dari berbagai sumber)



Katedral Santiago de Compostela merupakan salah satu bangunan penting  di Spanyol, terutama karena merupakan titik akhir rute ziarah Camino de Santiago.  Terletak di wilayah Galicia, di barat laut Spanyol dan menjadi  daya tarik utama yang banyak dikunjungi oleh turis mancanegara dan penduduk setempat.

Pembangunan Katedral Santiago de Compostela dimulai di 1075, pada masa pemerintahan Alfonso VI. Dibangun di bawah arahan Uskup Diego Peláez, di situs gereja tua yang didedikasikan untuk Santo Santiago, atau St James.

Pembangunan Katedral sempat terhenti setelah tahap awal dan tidak berlanjut sampai tahun 1100 .  Setelah itu Master Esteban menciptakan tiga bagian dalam bentuk salib Latin dan  banyak ekstensi ditambahkan selama bertahun-tahun dalam berbagai gaya arsitektur, termasuk Romanesque, Gothic, Baroque, Plateresque, dan Neoklasik.


Pada tahun 1188 Master Mateo mengambil alih pembangunan katedral dan menambahkan salah satu fitur paling spektakuler - Gloria Portico, yang merupakan pintu masuk utamanya dan dihiasi sosok Saint James untuk menyambut para peziarah di akhir perjalanan mereka. Basilika akhirnya diresmikan di tahun  1211 sebelum Alfonso IX.


Salah satu elemen paling menarik tentang katedral adalah Botafumeiro yang terkenal, sebuah pedupaan besar yang menyebarkan dupa di tengah jemaat.


Berat 53 kg (117 lbs) dan mengukur 1.5 m (4.9 kaki), ini adalah salah satu yang terbesar di dunia dan ditangguhkan 20 m (65 kaki) tinggi di atas kerumunan melalui sistem tali dan pulley.


Pada acara-acara khusus, dan setelah beberapa massa, Botafuemeiro dirilis oleh tim delapan tiraboleiros yang mengayunkannya melintasi katedral dengan kecepatan tinggi hingga 68 km / jam (42 miles / jam). Diperkirakan bahwa tradisi ini dimulai untuk menutupi bau ribuan peziarah yang tiba di katedral setelah pengerahan tenaga mereka.


Bagi umat Katolik, mengunjungi Santiago de Compostela di tahun Jacobean (Th 2021, 2027, 2032) adalah peristiwa yang sangat penting. Umat Katolik akan menerima 'indulgensi penuh' setelah mengunjungi katedral di Santiago de Compostela. Puerta Santa (Pintu Suci) di Katedral Santiago de Compostela yang biasanya tertutup, akan terbuka untuk sepanjang tahun.


Tahun Jacobean adalah ketika Hari St James (Juli 25) jatuh pada hari Minggu. Hal ini dikenal dalam bahasa Spanyol sebagai  O Santo Jacobeo, di Galicia sebagai Ano Santo Xacobeo, dan kadang-kadang disebut dalam bahasa Inggris sebagai Tahun Jubileum, Tahun Kompos Suci, atau hanya Tahun Suci.

Santiago de Composetla memang sengaja dibangun untuk mengakomodir ribuan peziarah yang ingin memberi penghormatan kepada Santo Yakobus.


Disini anda bisa merasakan keramahan penduduk lokal sekaligus menikmati keindahan infrasttruktur kota sambil menyantap masakannya yang lezat.






5 komentar:

  1. Semoga suatu hari nanti saya bs melakukan perjalanan ini. Amin
    Terima kasih atas ceritanya, Berkah Dalem

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin. Saya doakan. Terima kasih sudah mendukung tulisan ini. Berkah Dalem..

      Hapus
  2. Betway Casino Bonus Code is MAXBONUS | ᐈ 30 Free Spins
    Casino Review, Bonuses, FAQ & More! New players welcome bonus $10 no deposit communitykhabar bonus + apr카지노 100% up to $1000 https://aprcasino.com/pluscasino/ in https://febcasino.com/review/merit-casino/ Betway Casino 출장안마 Bonuses!

    BalasHapus
  3. Luar biasa ya. Saya selalu memimpikan untuk melakukan ini, camino de santiago.... Dan saya barusaja menemukan artikel ini. Setelah lebih dari 2thn perjalanan dilakukan. Semoga someday saya bisa melakukannya seperti yg dilakukan oleh your team :). Amen

    BalasHapus