Translate

Kamis, Maret 10, 2016

Hobbiton, Matamata New Zealand

Perjalanan Menyusuri jejak Hobbit
By: Benediktus Beben

Hobbiton  wajib dikunjungi jika Anda penggemar film Lord of the Rings dan Hobbit karena di sini lah salah satu lokasi penting untuk syuting kedua film tersebut.

Dari informasi berbagai sumber, Dua jam perjalanan di selatan Auckland terhamparlah lahan pertanian Waikato  yang subur.

Terkenal sebagai penghasil susu dan kuda ras murninya yang bagus, mudah dipahami mengapa lapangan berumput dan perbukitan landai ini dipilih untuk melukiskan Hobbiton dan The Shire.

Para penggemar Hobbit dapat mengunjungi Hobbiton Movie Set bersama tur berpemandu,  untuk mengunjungi 44 liang hobbit yang unik, termasuk Bag End (rumah Bilbo).
Ticketing House, Matamata
Saat berjalan-jalan di jantung The Shire, Anda akan mendengar kisah memikat tentang pembuatannya. Di sepanjang perjalanan, Anda akan melihat Green Dragon Pub, penggilingan, jembatan lengkung ganda dan Party Tree yang terkenal.
Add caption
Kisah Bilbo Baggins di Middle Earth boleh saja berakhir. Namun tidak demikian dengan Hobbitton, desa mungil nan asri tempat ia tinggal.
Lagoon
Anda sebagai penggemar film nya pasti tahu kisah Trilogi The Lord of The Rings dan The Hobbit yang menjadi salah satu film box office terlaris sepanjang sejarah. Lima dari enam film dalam franchise itu menampilkan sebuah desa yang asri nan mungil seperti para penghuninya, Hobbiton. Desa itu adalah habitat para hobbit, makhluk bertubuh pendek yang hidup di Middle Earth.

Pasca muncul dalam The Return of The King (2003), desa unik ini muncul kembali pada seri pertama The Hobbit: An Unexpected Journey. Meski bukan menjadi setting utama dalam cerita, pembuatan setting satu ini punya sejarah panjang. Sutradara keenam filmnya, Peter Jackson mulanya menemukan sebuah areal pertanian di Selandia Baru melalui pantauan udara, areal ini dirasa cocok untuk menjadi set Hobbiton.

Peter dan tim produksi akhirnya menemukan daerah Matamata, North Island yang konturnya pas dengan gambaran Hobbiton di dalam novelnya. Uniknya, Hobbiton ini tak hanya dibangun untuk keperluan film saja, tetapi bisa dihuni. Sayang, saat pemutaran The Lord of The Rings: The Return of The Kings, kondisi Hobbiton sebagian sudah rusak karena desa ini dibangun dengan material semi permanen yang memang tidak tahan lama. Saat Peter memutuskan untuk membuat sekuel The Hobbit, barulah dimulai kesepakatan baru dengan Alexander Farm untuk membangun kembali Hobbiton dengan material permanen.
Shire
Proses pembangunan tersebut memerlukan waktu 2 tahun. Untuk memperlancar proses pembangunan ini, tentara-tentara New Zealand disewa untuk membuat jalan sepanjang 1,5 kilometer menuju tempat dibangunnya Hobbiton. Selain kisah tentang tentara New Zealand yang ikut berpartisipasi dalam pembangunan Hobbiton, setting The Hobbit ini menyimpan banyak cerita unik lainya.
The Guide
Pertama, di sana ada 37 lubang Hobbit yang dibuat dengan kayu utuh. Kamu bisa bayangkan rumah kecil milik para Hobbit di film, ada di dunia nyata. Rumah itu dibuat dari kayu utuh yang sulit dibayangkan besarnya seperti apa. Meski di Hobbiton ada banyak rumah-rumah Hobbit, hanya Bag End (rumah Bilbo Baggins) yang menjadi satu-satunya rumah berinterior. Oleh karenanya Bag's End diletakkan di pintu masuk. Sedangkan rumah-rumah lainnya hanya berupa ruangan kosong.

Ada juga danau asri yang menambah keindahan desa ini. Danau indah yang kini telah menjadi milik Alexander Farm pun tak kalah unik. Berbeda dengan sebagian besar lanskap yg dibangun ulang, danau ini merupakan aset alami di daerah tersebut sejak 1946. Danau tersebut menjadi tempat hidup fauna di Hobbiton. Danau ini menjadi salah satu pusat perhatian para turis. Tak hanya itu, umurnya yang sudah tua menjadikan danau itu sebagai sebuah situs bersejarah sekaligus sakral. Angsa-angsa yang berada di sekitar danau juga dianggap sebagai hewan yang dilindungi.
Green Dragon Pub
Masih banyak lagi keunikan lainnya, dan bersiaplah tercengang dengan detail pembuatan tempat ini. Demi membuat Hobbiton semirip mungkin dengan desa dalam novel, daun-daun buatan yang ada di pohon-pohon desa ini diimpor dari Taiwan. Satu per satu daun dipasangkan ke pohon yang telah mati.

Pada hari yang sudah dijadwalkan, kami mengendarai mobil menuju Matamata untuk berkunjung ke Hobbiton Movie set. Setelah memacu kendaraan dengan sedikit ngebut karena takut ketinggalan jadwal tour, sampailah kami di kota Matamata untuk membeli tiket keliling hobbiton. Tempat penjualan tiket ada di tengah kota yaitu sebuah rumah yang di design sedemikian rupa seperti rumah di Hobbiton.

Setelah menunggu beberapa lama, kami beserta tour yang lain dijemput oleh Bus menuju lokasi Hobbiton Movie set. Perjalanan menuju Hobbiton sangat indah, melewati bukit dan lembah hijau yang asri. Cuaca hari itu hangat dan matahari bersinar cerah. Dengan dipandu oleh seorang Guide yang cantik, yang bercerita tentang sejarah Hobbiton dan sekitar pembuatan film nya, kami berjalan menyusuri Hobbiton. Rumah-rumah para Hobbit dan suasana pedesaannya  yang asri sangat terasa seperti masuk ke dunia film Hobbit dan bertemu dengan para tokoh nya seperti Bilbo dan Frodo Baggins. Tapi tak satupun tokoh itu terlihat... hahaha ya lah kan itu cuma ada di film. yang kami lihat hanya desanya saja. Kami terus berjalan sambil berfoto mengabadikan kenangan indah di Hobbiton.

Selesai menyusuri Hobbiton, kami dipersilakan mampir untuk makan di sebuah Pub yang ada di sana. Suasana Pub Hobbiton sangat hangat dan asri. Ornamen dan design nya sangat kental dengan suasana Film nya. Secangkir minuman hangat dan sepotong Beef Pie yang sangat lezat menemani kami ngerumpi di Green Dragon Pub Hobbiton... Hmm masih terbayang dan terasa nikmatnya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar