Perjalanan Penuh syukur di Tanah Suci
By: Benediktus Beben![]() |
Mata Air Mara |
kami lihat sumurnya masih berisi air tetapi kotor dan di sekitar sumur itu banyak kedai sederhana suku Bedouin yang berjualan cendera mata..
Apa itu Mara?
"Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara." -Keluaran 15:23-
(Mara: Mata air yang pahit)
Berdoa di Mata air Mara |
"Sesudah itu sampailah mereka di Elim; disana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka disana di tepi air itu." -Keluaran 15:27-
Elim sebuah tempat yang dilalui bangsa Israel setelah mereka melewati Mara. Sangat berbeda dengan Mara, di Elim ada 12 mata air dan 70 pohon korma.
Kalau di Mara mereka sangat haus dan merasakan air yang pahit, di Elim rasa haus mereka terbalaskan karena disana banyak air yang tersedia, selain itu banyak juga korma, yang membuat pahit yang mereka rasakan berubah menjadi manis.
Perjalanan selanjutnya....
GUNUNG SINAI
Hari sudah mulai gelap ketika kami sampai di St. Catherine. Dari pemberhentian Bis, kami berjalan ke St Catherine Monastery, sebuah biara di mana terdapat Semak
Terbakar yang dilihat Musa, serta sumur Zipora tempat Musa bertemu
dengan calon istrinya. Beberapa peserta mencoba naik unta supaya bisa memepertimbangkan mau atau tidaknya naik ke puncak Sinai dengan naik unta.
![]() |
Awal pendakian menuju Sinai |
Puncak Sinai |
Pemandangann sepanjang jalan ke st. Catherine |
Dalam bahasa Arab kata-kata Jabal dan Tur memiliki makna yang sama. Gunung yang menjadi sangat terkenal di mana Alkitab menyatakan bahwa Sepuluh Perintah Allah diberikan kepada Musa oleh Allah untuk menjadi pedoman umat-Nya Israel. Dalam ayat-ayat Alkitab tertentu peristiwa ini terjadi di Gunung Horeb .
di Pelataran Penginapan |
Sepanjang perjalanan menuju Sinai, kami melewati gunung dan bukit tandus. sepanjang mata memandang hanya gurun batu yang berwarna abu kehitaman. Kami akan menuju ke tempat penginapan Morgenland, hotel di kaki pegunungan Sinai.
Penginapan di St. catherine |
Morgenland merupakan hotel dan resort yang terbaik dari yang pas-pasan di wilayah St Catherine.
Makan Malam di Hotel di St. Cattherine |
Sore hari kami tiba di penginapan, makan malam dengan menu ayam kalkun dan sayuran sungguh sedap dipandang mata tapi perut terasa langsung kenyang..
Dari peserta rombongan kami, ternyata yang sanggup untuk naik ke puncak sinai hanya 7 orang termasuk Romo pembimbing kami Romo Christo. Sekitar tengah malam kami ber 7 dengan jaket tebal dan tongkat siap di antar ke pangkalan unta untuk memulai pendakian.
Mendaki gunung Sinai dimulai dari belakang biara St Catherine, sekitar 10 menit dari tempat kita menginap.
Sebuah Kedai di perjalanan ke sinai |
Naik unta di tengah malam buta.. jutaaan cahaya bintang yang berkelap kelip di langit, langkah kaki Unta.. menemani perjalanan kami menuju puncak Sinai. Saya hanya bisa berdoa dalam keheningan di atas punggung Unta yang goyang kanan kiri karena jalanan yang terjal berbatu tajam.. duh suasana malam itu sungguh sepi dan terasa hening...
ada sebuah kapel kecil di Puncak Sinai |
Setelah duduk di punggung Unta sekitar 1,5 jam akhirnya Unta berhenti di sebuah warung perhentian. Teman kami yang lain sudah ada yang sampai dan lagi santai ngopi di warung tsb. bersama para peziarah lain.
Unta unta yang kelelahan naik Sinai |
Sejenak kami istirahat bersama para peziarah yang lainnya dan kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki 1 jam menuju puncak Sinai menapaki 750 anak tangga berbatu.
Sepanjang perjalanan yang berbatu dan terus menanjak membuat nafas tersengal sengal tapi kami saling menyemangati dan berbagi air minum. Dibimbing oleh Guide kami bernama Mousa, kami akhirnya sampai di Puncak Sinai tempat Nabi Musa menerima 10 perintah Allah.
Sepanjang perjalanan yang berbatu dan terus menanjak membuat nafas tersengal sengal tapi kami saling menyemangati dan berbagi air minum. Dibimbing oleh Guide kami bernama Mousa, kami akhirnya sampai di Puncak Sinai tempat Nabi Musa menerima 10 perintah Allah.
Rumah suku Bedouin |
Kami bersujud dan berdoa di sana dalam suasana hening dan haru sampai tak terasa air mata menetes dari pelupuk mata...
Terima kasih Tuhan Engkau telah membimbing kami sampai ke tempatMU yang kudus. Setelah kira2 1 jam di atas Sinai, kami turun dengan berjalan kaki melewati jalur naik tadi kurang lebih 2,5 jam ... hari sudah subuh ketika kami sampai di penginapan..
Laut Merah |
Keesokan harinya, kami menuju Taba border, perbatasan Mesir dan Israel di pinggir Laut Merah (teluk Akaba).
Dalam perjalanan ke israel, kami mampir ditempat sejarah dimana bangsa Israel bersungut sungut kepada Tuhan dan menyembah anak lembu emas ketika Musa sedang berdoa di Gunung Sinai.
Kemuadian kami mampir untuk makan siang di Han Kan Restaurant (Chinese dan Korean food) di kota Nuweiba. Sangat terasa lezat masakannya, karena ketemu nasi dan sayur yang cocok dengan lidah kita..
Sampailah kami di perbatasan untuk masuk ke wilayah Israel..kami berpisah dengan guide lokal Mesir, Rammy dan Said yang sudah melayani kami dengan sepenuh hati dan sangat memuaskan.Terima kasih Rammy dan Said serta Sopir kami yang antik ..
Selat Akaba |
bukit Golden Calf |
Eh ada Rammy... |
Sampailah kami di perbatasan untuk masuk ke wilayah Israel..kami berpisah dengan guide lokal Mesir, Rammy dan Said yang sudah melayani kami dengan sepenuh hati dan sangat memuaskan.Terima kasih Rammy dan Said serta Sopir kami yang antik ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar