Translate

Minggu, Juni 04, 2017

Ngebolang ke Eropa - Holland

Romantika Sepanjang Kanal

By: Benediktus Beben


Bisa sampai ke negeri Belanda serasa mimpi.. Ternyata impian berkunjung ke Negri yang sering saya dengar dan baca selama ini menjadi kenyataan.



Belanda melekat di ingatan mungkin karena ada kaitan sejarah yang kuat dengan negri kita Indonesia.

Ketika menginjakan kaki di Negri Belanda di bulan Juni 2017 lalu, ternyata negri ini sangat indah tidak hanya dalam cerita saja tetapi secara realita.. Cuaca sangat bagus dan cerah ketika kami berkunjung. Matahari baru tenggelam sekitar jam 9.00 malam  WIB sehingga kami bisa jalan jalan lebih lama.


Kota pertama yang kami kunjungi adalah Amsterdam sebuah kota terbesar sekaligus ibu kota Belanda. Posisi Amsterdam saat ini sebagai ibu kota Kerajaan Belanda diatur oleh konstitusi 24 Agustus 1815 dan penerusnya.



Nama kota ini berasal dari kata Amstelredamme, yang merupakan asal usul kota ini, yaitu sebuah bendungan di sungai Amstel. Dahulu hanyalah sebuah desa nelayan kecil dan pada akhir abad ke-12, Amterdam menjadi salah satu pelabuhan terpenting di dunia selama masa keemasan Belanda, akibat pengembangan perdagangan yang inovatif.
Kanal yang bersih dan asri

Pada waktu itu, kota ini merupakan pusat keuangan dan permata terdepan. Pada abad ke-19 dan ke-20, kota ini memperluas diri dan banyak permukiman serta kota pinggiran yang dibangun. Kanal-kanal Amsterdam (Belanda: 'Grachtengordel') dari abad ke-17 yang berada di jantung Amsterdam dimasukkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO pada Juli 2010. Belanda memang terkenal akan kanal - kanalnya dan kincir angin juga sepeda - sepedanya. Selama kunjungan ke negri ini semua cerita itu benar adanya. kanal - kanal yang bersih dan terawat, kincir angin yang indah dipandang mata dan juga banyak orang bersepeda sebagai buktinya.

Amsterdam Centraal
Dari stasiun Kereta api Frankfurt Am Main, kami menuju Stasiun Kereta Api Internasional Amsterdam Centraal. Perjalanan ditempuh sekitar 4 jam. Selama perjalanan di Eropa, kami gunakan  www.rome2rio.com dan sangat membantu memberikan gambaran jarak dan waktu tempuh dari kota ke kota di Eropa.

Pembelian tiket kereta di tiap stasiun di Eropa kebanyakan menggunakan mesin secara on line tapi bisa juga beli langsung ke counter pembelian tiket .

Semakin dekat memasuki kota Amsterdam, pemandangan khas Belanda mulai tampak. Rumah - rumah beratap khas, kanal - kanal berair bersih dengan kapal - kapal yang lalu lalang dan juga pemandangan alam yang asri.

Akhirnya kereta berhenti di stasiun Central Amsterdam yang tampak kuno tetapi bagus juga. Ketika turun dari kereta api, kami dijemput Tante Mei karena rencananya kami mau menginap di rumah nya di kota Zaandam.
Gereja St. Nicholaus dan kanal depan Stasiun
Rencana kami hari ini, akan mengunjungi beberapa tempat yang ada di kota Amsterdam. Karena kunjungan ke kota ini hanya sehari saja jadi kami langsung mencari tempat penitipan koper yang ada di stasiun supaya bisa langsung jalan jalan menyusuri kota Amsterdam..
tempat penitipan koper di Stasiun

Tempat penitipan koper di luar stasiun

Di sebuah lorong stasiun, kami menemukan tempat penitipan koper otomatis (self service) dengan  bayar pakai kartu kredit.  Harganya  terjangkau tetapi karena loker buat koper besar sudah habis maka kami berjalan ke luar stasiun dan mencari tempat penitipan lain. Ketika ke luar stasiun tampak gereja katedral St. Nicholaus di seberang kanal..

Pemandangan nya sangat indah dan kami menemukan tempat penitipan koper di sebelah gereja katedral ini. Kini tangan kami bebas dari jinjingan dan siap mengeksplor kota Amsterdam..

Dari tempat penitipan koper, kami berjalan ke sebelah kiri menyusuri kawasan Zeedijk Centrum yang sangat ramai dengan eforia para turis berkostum unik.
Zeedijk Centrum

Karena hari sudah siang dan perut keroncongan, Kami berhenti dulu di sebuah rumah makan Indonesia bernama 'Aneka Rasa' Tempatnya lumayan bersih dengan menu khas Indonesia.

Kami dilayani seorang gadis yang berasal dari Indonesia timur. Ada beberapa Menu yang kami pesan antara lain gado gado, rendang, tumis sayur, sate dan beberapa menu lainnya... hmm rasanya lezat juga. Jadi hari Pertama di Belanda makan siang khas Indonesia ...

Setelah perut terisi, kami melanjutkan perjalanan lagi. menyusuri lorong  jalan menuju Red Light district area atau De Wallen, dan juga dikenal dengan Walletjes atau Rosse Buurt, yang merupakan kawasan yang dikhususkan untuk prostitusi legal dan merupakan distrik lampu-merah paling besar dan terkenal di Amsterdam.

Kawasan ini sudah jadi objek turisme.. sebagian turis berfoto sambil malu malu sambil tertawa karena pemandangan di etalase toko yang sangat vulgar.. yah ga usah diceritain di sini ya.. harus ke sini langsung buat membuktikannya..

Restaurant Indonesia
Dari kawasan Zeedijk dan Red Light Distrik, kami berjalan menuju Museum Beer Heineken/ Heineken Experience yang sangat terkenal di Belanda. Wow.. ternyata antriannya sudah sangat panjang untuk masuk ke museum ini. Karena sudah terlanjur datang dan rekomendasi orang sangat bagus maka kamipun masuk antrian.
Zeedijk centrum
Dalam antrian panjang, kami sempet dicicipi bitteballen yang dibawa seorang waiter blasteran Indonesia Belanda yang cantik dan ramah.
Bitterballen yang lezat
Hmm ..rasanya enak sampai kita minta tambah... Setelah kurang lebih 1 jam dalam antrian, kamipun bisa masuk ke dalam museum dan menikmati sejarah pembuatan beer yang sangat terkenal di kota ini.
Heineken Experience
Kunjungan ke Heineken Experience kami akhiri dengan toast segelas beer heineken yang segaar..

Heineken Experience
Ketika kami keluar dari Museum Heineken Experience, jalanan sudah semakin padat oleh turis yang jalan kaki dan bersepeda.
Matahari bersinar terang dan hangat menambah semangat jalan jalan hari ini.. Kamipun melanjutkan perjalanan menyusuri pinggiran kanal menuju Rijksmuseum dan Museumplein.

Rijks Museum

Rijks Museum adalah museum nasional Belanda yang sebagian isinya tentang sejarah dan seni Belanda. Bagi para pecinta seni, tentunya koleksi museum ini sangat unik dan mengesankan. Salah satu koleksi spesialnya adalah lukisan karya master Belanda ‘Rembrandt van Rijn’ yang berjudul ‘The Night Watch’.

Tidak terlewatkan adalah Area Museumplein tempat tulisan "I Am Sterdam" yang jadi spot favorit turis buat foto-foto. Wow mau foto di tempat ini penuh banget sampai berebutan sama turis lain...
Terletak tidak jauh dari Museumplein ada Van Gogh Museum adalah sebuah museum yang masuk dalam daftar 25 museum terpopuler sedunia.

Museum ini dibuka pada tanggal 3 Juni 1973. Museum ini merupakan tempat koleksi lukisan dan sketsa hasil karya Vincent Van Gogh yang terbesar di dunia. Di museum ini terdapat lebih dari 200 lukisan dan 500 sketsa hasil karya Van Gogh.

Rumah cantik di Zaandam
Hari sudah menjelang sore walaupun matahari masih bersinar terang. Setelah puas menikmati keaneka ragaman Amsterdam, kami pun berjalan menuju ke arah stasiun lagi untuk ambil koper di penitipan dan melanjutkan perjalanan ke kota Zaandam tempat kami menginap di negri kincir angin..

Zaandam
Dengan naik bis, kami sampai di rumah tante Mei di kota Zaandam. Suasana kota agak sepi tetapi komplek rumahnya tampak asri banget. Malam ini hari pertama menginap di kota Zandam.. tidur nyenyak di kamar yang bersih dan rapih yang disediakan Tante Mei. Terima kasih banyak Tante.. kami sangat dimanjakan selama menumpang di rumahmu..

Zaandam
Kami terbangun pagi hari dengan badan yang lebih  bugar. Setelah sarapan enak ala tante Mei, kami berjalan menuju dermaga untuk wisata ke Zaanse Scans melihat kincir angin khas Belanda.


Pemandangan sepanjang kanal ke Zaanse Schans
Supaya dapat pemandangan berbeda, Tante Mei mengajak kami naik boat menuju Zaanse Schans.. Kami berjalan menuju dermaga dan menemukan pemandangan indah di sini.. hotel - hotel, pertokoan dan  rumah rumah cantik di sepanjang jalan.

Zaandam
Kami menunggu Meneer Belanda penjemput kami, dan sesuai waktu yang ditentukan, naiklah kami ke motor boat menyusuri kanal.. pemandangan pedesaan, rumah rumah cantik dan pabrik tua tampak sepanjang perjalanan.. di ujung perjalanan sudah  tampak deretan kincir angin sepanjang kanal di desa Zaanse Schans..
Zaanse Schans
.

Ketika turun dari boat, tampak para turis yang mulai berdatangan.. kami benar benar menikmati wisata di Zaanse Schans, nongkrong di cafe menikmati secangkir kopi dan sepotong roti sambil menikmati pemandangan indah..
Pelabuhan tua Volendam
Setelah puas menikmati keindahan Zaanse Schans, kami melanjutkan perjalanan ke desa nelayan Volendam.. Perjalanan ditempuh kurang lebih  1 jam dengan menggunakan mobil.

Kami berjalan santai sepanjang pertokoan dengan pemandangan kapal kapal nelayan yang sedang berlabuh di sepanjang pantai. Di sisi lain banyak turis sedang nongkrong di café,  kedai makanan dan kedai souvenir. Kata orang, kita harus foto di kota ini dengan kostum tradisional Belanda..

Kostum tradisional Belanda
Akhirnya kamipun masuk ke salah satu studio foto yang berjajar di sana untuk foto dengan kostum khas Volendam.. Karena ini desa nelayan, harus mencicipi  kuliner ikan di sini.. jadi kami masuk ke salah satu café dan menikmati kuliner ikan nya yang sangat lezat..
Pengamen jalanan 

Rasanya betah dan ingin lebih lama lagi tinggal di negeri ini... Tetapi apalah daya karena keesokan harinya kami harus akhiri kunjungan ke Belanda yang sangat mengesankan. Masih berat rasanya meninggalkan keindahan kanal kanal, kincir angin dan nikmatnya keju di negeri Kincir angin...
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar