Translate

Rabu, November 09, 2016

Petra, Jordania

The Lost City .. Lost My Soul

By: Benediktus Beben

Salah satu tempat di dunia yang ingin aku kunjungi adalah Petra dan Terima kasih Tuhan sudah memberi kesempatan untuk mengunjungi tempat yang indah ini di bulan Nopember 2016.

Petra yang berarti "batu" dalam bahasa Yunani, adalah sebuah situs arkeologikal di Ma'an, Yordania. Tempat ini terkenal dengan bangunan arsitektur yang dipahat pada bebatuan serta sistem pengairannya yang istimewa. Petra bisa ditempuh sekitar 3-5 jam perjalanan darat dari kota Amman, Yordania.

Diperkirakan dibangun pada awal tahun 312 sebelum masehi, sebagai ibu kota dari Nabath, yang sekarang menjadi simbol dari Yordania, dan juga menjadi tempat kunjungan favorit para turis manca negara. Tempat ini terletakdi dataran rendah di antara gunung-gunung Gunung Hor yang membentuk sayap timur Wadi Araba, lembah besar yang berawal dari Laut Mati sampai Teluk Aqaba.

Situs ini tidak pernah diketemukan oleh dunia barat hingga 1812, ketika pengelana dari Swiss, bernama Johann Ludwig Burckhardt menemukannya untuk pertama kalinya. Situs ini digambarkan seperti "sebuah kota mawar merah yang antik" dalam salah satu puisi yang menang dalam lomba Newdigate Prize, karya dari John William Burgon.

Sedangkan UNESCO menyatakannya sebagai "salah satu peninggalan kultural yang paling penting dalam peradaban manusia" dan masuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 6 Desember 1985. Petra dipilih oleh majalah "Smithsonian" sebagai salah satu dari "28 tempat yang harus dikunjungi sebelum meninggal dunia.

Wow.. jika demikian, saya termasuk orang yang sanagat beruntung bisa menginjakan kaki di tempat ini selagi kaki masih bisa melangkah dan mata masih bisa menikmati keindahannya..

Petra salah satu tempat yang sering saya lihat di poscard atau di majalah traveler dan saat saya sendiri yang menginjak tanah ini sungguh luar biasa rasanya. Kekaguman dan rasa duka menyelimuti perasaan saya selama berada di Petra.....

Petra terletak ditengah-tengah antara Teluk Aqaba dan Laut Mati pada ketinggian kurang lebih 800 hingga 1.396 meter diatas permukaan laut, di sebuah lembah dari sebuah pegunungan Edom, sebelah timur dari lembah Arabah.

Lokasi dari Petra, tersembunyi di antara bebatuan dan tebing bertingkat dengan pasokan air yang sangat baik, menjadikannya tempat ideal untuk sebuah kota mandiri.

Tempat tersebut hanya bisa dikunjungi melalui celah sempit di pegunungan dari arah barat daya atau timur melalui sebuah canyon dengan panjang kurang lebih 1,5 kilometer dan kedalaman 200 meter, yang disebut dengan Siq, sebagai akses utama, yang merupakan celah sangat sempit, dengan lebar hanya 2 meter.

Ketersediaan air dan keamaanan yang dimilikinya menjadikan Petra sebagai tempat perhentian yang layak di perlintasan jalur-jalur kafilah penghubung Mesir dengan Suriah dan Arab Selatan dengan Mediterania, yang terutama menyalurkan barang-barang mewah

Dunia usaha yang digerakkan oleh kafilah-kafilah dan pemungutan cukai menghasilkan keuntungan besar bagi orang-orang Nabatea. Dengan demikian kota ini menjadi sebuah pasar yang penting sejak abad ke-5 SM sampai abad ke-3 SM.

Sebenarnya, asal usul suku Nabatea tak diketahui pasti. Mereka dikenal sebagai suku pengembara yang berkelana ke berbagai penjuru dengan kawanan unta dan domba.

Di tahun 1985 UNESCO mendeklarasikan Taman Arkeologi Petra sebagai situs World Heritage, dan pada 2007  dinobatkan sebagai salah satu keajaiban dunia.

Tak mengherankan, sebab Petra sangat spektakuler. Di Petra terdapat amat banyak bangunan religius semacam kuil, biara, makam, atau tempat pengorbanan. Semua bangunan tersusun dari batu pasir nan kokoh, dengan perpaduan arsitektur Timur Tengah dan Arab. Keindahannya sangat luar biasa.

Perjalanan ke Petra akan terus melekat dalam ingatan saya karena tadi malam sebelum keberangkatan ke petra, saya mendapat berita duka meninggalnya Ibu saya tercinta (10 nopember 2016). Hari ini 11 Nopember 2016 adalah hari terakhir perjalanan dan tadi malam saya dan istri memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Petra sambil menunggu jadwal pulang ke tanah air.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dari hotel di kota Amman, akhirnya kami tiba di Petra. Dari tempat bis berhenti, kami harus berjalan kaki sekitar 2 jam menyusuri jalanan tanah berbatu dan cuaca terik untuk sampai ke Herritage Petra.

Kami berjalan beriringan dengan banyak turis dari manca negara. Ada pula turis yang naik kuda dan menumpang kereta kuda yang unik seperti di film Indiana Jones: The Last Crusade. Ya, karena di Petra pernah dijadikan lokasi syuting film itu di tahun 1980an.

Para pejalan kaki harus rela berbagi jalan dengan kereta kuda dan penunggang kuda lainnya yang semuanya bertujuan sama menembus celah sempit untuk sampai ke kota kuno Petra. 



Cuaca sangat terik saat kami berjalan kaki menuju petra. Kami mulai memasuki situs ini di jalanan berdebu. di kiri kanan kami mulai tampak bukit bukit batu sepanjang perjalanan.

Cuaca teduh dan berangin ketika kami mulai memasuki celah diantara dinding pasir batu menuju Petra. Berjalan di antara dinding dinding pasir batu yang berwarna coklat muda, abu dan warna eksotik lainnya.

Dinding dinding itu rupanya merupakan pasir padat dan tampak mengkristal sehingga memantulkan kilauan ketika terkena sinar matahari. Dari pasir pasir di Petra ini banyak dibuat Souvenir yang indah.

Kami terus berjalan menyusuri jalanan sempit di antara dinding dinding pasir berbagi jalanan dengan para turis lainnya juga dengan kereta kuda , penunggang keledai dan penunggang kuda. Harus berjalan agak ke pinggir supaya aman.

Kekaguman kami memuncak ketika kami tiba di ujung  lorong  dan di depan mata kami tampak bangunan kuno hasil pahatan yang sangat menakjubkan.. inilah landmark The Lost city of Petra.. Decak kagum dan takjub sungguh tidak bisa dikatakan. dan  terbayar sudah perjalanan yang melelahkan untuk mencapai tempat ini.

Kami tak henti hentinya mengabadikan tempat ini dengan berfoto di antara Kegaduhan para turis yang begitu antusias dan sangat mengagumi tempat ini.

Setelah Puas dengan kekaguman akan petra, kami berjalan kaki untuk pulang sambil sesekali menoleh ke belakang untuk melempar kekaguman yang tersisa. Perjalanan pulang melewati jalan yang sama ketika pergi. Jadi kita masih bisa dengan santai menikmati dinding dinding bukit pasir padat di sepanjang jalan.

Ngobrol dan saling menyapa dengan turis lainnya untuk berbagi kesan tentang Petra yang sangat mengagumkan. Banyak pemandangan unik juga seperti penunggang keledai ini... haha..

Selamat tinggal Petra.. kota kuno yang sangat indah. yang menyimpan cerita dan sejarah peradaban manusia yang harus dijaga kelestariannya.

Kenangan indah dan rasa duka mengantarkan kami untuk kembali ke tanah air. mengantarkan ibu tercinta ke haribaan Bapa di surga..


Sabtu, November 05, 2016

Holly Land Mesir, Israel dan Palestina (Bag III)

Menyusuri Lembaran Alkitab Perjanjian Baru


By:  Benediktus Beben

Jerusalem
Perpisahan dengan Rammy tour leader kami selama di Mesir, mengantarkan kami tiba di tanah Israel pada tanggal 6 Nov 2016. Israel. negri yang sering saya dengar dengan peperangan dan konflik.

Terus terang sebelum sampai ke negara ini, benak saya dipenuhi kekhawatiran dan keraguan juga ada rasa takut yang menyelinap. ketika memasuki imigrasi di perbatasan Mesir dan Israel.

Penjagaan dan pemeriksaan sangat ketat dan agak menegangkan tetapi Puji Tuhan semua berjalan lancar dan semua anggota tour kami bisa melewatinya dengan baik. Ketika sampai di luar tembok imigrasi rasanya sangat lega.. kami berjalan beriringan menuju bis yang sudah menunggu di ujung jalan. 


Benteng Caesarea
Sungguh heran dan menakjubkan.. ternyata negri Israel sangat indah dan modern dibandingkan dengan Mesir yang kami tinggalkan di belakang. Kota berbukit bukit dengan bangunan putih semakin mempercantik negara ini.

Pemandangan sepanjang Laut Merah yang berwarna biru menambah kesukacitaan kami. Buyarlah sudah segala rasa takut dan khawatir, berganti dengan rasa syukur dan sukacita bisa sampai ke tempat ini untuk berziarah menyusuri jejak Alkitab Perjanjian baru. Kami dipandu oleh Tour guide kami yang  bernama Jerias.

Bahasa Indonesianya sangat bagus dan informatif.. membuat hati kami tersentuh dan keinginan untuk membaca Alkitab semakin besar apalagi setelah mengunjungi tempat tempat suci jejak Tuhan yesus. 

Tour leader kami menegaskan dari pengalamannya, bahwa mereka yang berziarah perlu 3 hal untuk sampai kesana. 1. Kemampuan; 2. Kesempatan; dan yang ke 3. Kerinduan.

Banyak orang punya uang tapi tidak  punya waktu, banyak orang punya uang dan waktu tapi tidak memiliki kerinduan. dan kami di sini sepakat bahwa kami bisa sampai ke sini karena adanya kerinduan untuk berziarah dan menyusuri jejak Tuhan dan untuk mengenal lebih dekat dan merasakan penderitaan dan sukacita serta berkat NYA.

Sungguh luar biasa perasaan yang kami dapat selama perjalanan ini. Rasa syukur penuh persaudaraan dengan teman seiman menuntun kami menyusuri jejak jejak kebesaran Tuhan. Inilah jejak jejak yang kami telusuri selama penziarahan ke Tanah suci.

1..PADANG GEMBALA
Kami sampai di sebuah Gua dan merupakan tempat tinggal para gembala ketika menerima kabar gembira dari Malaikat Tuhan tentang kelahiran Tuhan Yesus. Kami berdoa di sini dan mengadakan misa kudus yang dipimpin oleh Rm. Christo.

2. GEREJA NATIVITY

Gereja Nativity merupakan situs yang dipercaya sebagai tempat kelahiran Yesus dan menjadi tujuan utama para peziarah untuk datang ke sini terutama menjelang Natal.

Situs tempat kelahiran Yesus

Pada saat kami datang, Gereja Nativity sedang mengalami renovasi tetapi para  peziarah tetap bisa berdoa dan mengenang kelahiran Tuhan. Setelah melalui antrian panjang, kami pun bisa masuk dan mencium tempat kelahiran Tuhan Yesus sambil berdoa mngucap syukur.
Gereja Nativity inside

Setelah selesai berdoa di Gereja Nativity, kami pun meninggalkan lokasi dan berjalan ke sebuah rumah makan untuk santap malam.

Hari ini sedikit istimewa karena hari ulang tahun Tour dan Travel HMT dan juga ada rekan serombongan kami yang berulang tahun.

Pesta ulang tahun sudah disiapkan oleh crew Restauran dan kamipun bersukaria sambil makan malam dan melepas lelah.

3. BUKIT ZION 

Di bukit zion, kami mengunjungi makam Raja Daud dan merupakan nsitus penting bagi bangsa Yahudi. Tempat ini sangat sakral. Kami para lelaki harus memakai topi kecil khas Yahudi  ketika memasuki pelataran makam Raja Daud. Tampak seseorang sedang menyanyikan puji pujian sambil berdoa. 

Setelah itu kami singgah di Ruang Perjamuan terakhir Tuhan Yesus bersama murid muridnya ( The Last Supper). 

Gereja St. Petrus Galicantu
Setelah itu, kami mengunjungi Gereja St. Peter Galicantu, yang dahulunya merupakan rumah kediaman Imam Agung Kayafas tempat Yesus diadili. Memasuki gereja ini suasana sedih sangat terasa ketika mengenang kembali saat yesus diadili dan disiksa sebelum diarak ke bukit Golgota untuk disalibkan. 
Tempat penyiksaan Yesus

Pintu masuk Gereja St. Petrus Galicantu
Di bagian luar gereja,  kami temui patung St. Petrus dengan para serdadu dan ayam jantan yang sedang berkokok.. mengenang penyangkalan Petrus ketika ditanya oleh bangsa Yahudi apakah kamu salah seorang murid Yesus? Petrus menyangkal sampai 3 kali dan ayampun berkokok. Petrus baru menyadari bahwa Tuhan pernah bersabda demikian.. sebelum ayam berkokok Engkau sudah menyangkal aku 3 kali..
Petrus menyangkal Yesus


Tempat Yesus naik ke Surga
4. KAPEL KENAIKAN (CHAPEL OF ASCENTION)  BUKIT ZAITUN

Kapel Kenaikan adalah tempat yang terletak di Bukit Zaitun. Kapel ini diyakini sebagai tempat dimana Yesus naik ke surga empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya. Didalam kapel ini terdapat sebuah batu dimana diyakini terdapat telapak kaki Tuhan Yesus sebelum terangkat ke surga.
Kapel Kenaikan ini telah mengalami beberapa kali renovasi.

Kapel Kenaikan
Doa bapa Kami dalam bahasa sunda
5. PATER NOSTER CHURCH (GEREJA BAPA KAMI)

Adalah gereja katholik Roma di mana Tuhan Yesus mengajar Doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami dalam berbagai bahasa yang ada di dunia dibingkai pada dinding tembok.

Pada salah satu tembok sisi kanan gereja terdapat bingkai Doa Bapa Kami dalam bahasa Indonesia dan masih banyak lagi doa Bapa Kami dalam berbagai bahasa termasuk Bahasa Sunda, Jawa , Batak dan lain lain. 

Gereja tersebut dihancurkan pada tahun 614 oleh Persia. Pada abad ke-12 Ksatria Perang Salib membangun lagi sebuah gereja di tempat yang sama, namun ketika mereka meninggalkan Yerusalem, gereja ini dihancurkan oleh penguasa Islam, lalu tanahnya dijadikan milik mereka.



6. GEREJA SEGALA BANGSA (THE CHURCH OF ALL NATIONS)/ TAMAN GETSEMANI

Pohon zaitun tertua di Taman getsemani
Gereja yang berada di kaki Bukit Zaitun ini dibangun oleh arsitek Italia, Antonio Barluzzi, pada tahun 1919-1924. Gereja ini dibangun di atas gereja pertama yang bergaya Byzantium yang dibangun pada abad ke-4 Masehi dan kemudian dihancurkan oleh bangsa Persia pada tahun 614, dan kemudian dibangun kembali oleh serdadu Perang Salib.

Tetapi kemudian, gereja itu dihancurkan kembali. Di dalam gereja ini terdapat sebuah batu yang diyakini sebagai tempat di mana dahulu Yesus pernah berdoa di Taman Getsemani pada malam sebelum Dia dikhianati oleh Yudas Iskariot.

Gereja ini diberi nama Gereja Segala Bangsa karena pembangunan gereja ini dibiayai oleh 12 bangsa (negara) di dunia, yang ditandai dengan lambang-lambang dan kubah gereja.

Selain memiliki nama Gereja Segala Bangsa, gereja ini juga dikenal sebagai Gereja Agony yang artinya penderitaan. Karena itu, interior gereja ini terkesan agak gelap, disesuaikan dengan arti nama gereja tersebut.

7.GEREJA ST.ANNA DAN SITUS KOLAM BETHESDA

Gereja St. Anna merupakan tempat kelahiran Maria ibunda Yesus. Dua situs ini terletak di Muslim Kuarter kota tua Jerusalem.

Selepas Pintu Gerbang Domba di sebelah kanan kita akan menjumpai pintu masuk dari kompleks gereja ini. Memasuki kompleks gereja ini, terdapat sebuah kompleks biara dengan halaman yang luas dengan taman yang indah. 


Di sebelah utara kompleks gereja ini, kami jumpai reruntuhan Kolam Bethesda yang disebut dalam Alkitab (Yoh 5:1-8) tempat Yesus menyembuhkan orang yang lumpuh selama 38 tahun.
Reruntuhan kolam Bethesda

8. SEPANJANG VIA DOLOROSA
Via dolorosa
Via Dolorosa diambil dari bahasa Latin yang berarti “Jalan Kesengsaraan” atau “Jalan Penderitaan” adalah sebuah jalan di Kota Tua Yerusalem dan merupakan jalan yang dilalui Yesus ketika memanggul salib setelah penyiksaan. Jalan ini menjadi tujuan utama para peziarah sebelum memasuki Makam Kudus. Jalan ini ditandai dengan 14 stasi. Lima stasi salib terakhir berada di dalam Gereja Makam Kudus atau Holy Sepulchre.
Via Dolorosa sekarang.. penuh oleh para penjual souvenir dan para pedagang lainnya. Kami menyusuri jalan ini penuh haru mengingat kembali kisah Yesus ketika memanggul salib berat. Walaupun sepanjang jalan ramai dengan para pedagang dan hiruk pikuk pejalan kaki dan kendaraan, kami bisa berdoa jalan salib dengan khidmat. 

9. CHURCH OF THE HOLY SEPULCHRE (GEREJA MAKAM KUDUS)

di Pelataran Gereja Makam Kudus 
Gereja Makam Kudus adalah gereja yang terletak di Kota Tua Yerusalem dan menjadi situs ziarah yang paling kudus di kota Yerusalem. Gereja ini menjadi tujuan peziarahan Kristen sejak abad ke-4 dan menjadi situs penting bagi umat Kristen di seluruh dunia.

Situs ini berada di tengah sejarah perjalanan Yesus, kematiannya, penyaliban dan kebangkitan. Gereja Makam Kudus dikelola oleh perwakilan kaum Kristen di Yerusalem.

Menurut tradisi Kristen, Yesus disalib di sana, di Golgotha, atau bukit Calvary, makamnya yang kosong berada di dalam gereja dan juga menjadi lokasi kebangkitannya.

Gereja dikelola secara bersama oleh perwakilan kaum Kristen yang berbeda, sebagian besar dari Patriarkat Ortodok Yunani, Biara Franciskan dari Gereja Katolik Roma, dan Patriarkat Armenia, tetapi juga Ethiopia, Koptik, dan Gereja Ortodoks Suriah.


Di dalam Gereja Makm Kudus

Selepas jalan salib sepanjang via Dolorosa, Sampailah kami di Puncak Golgota yang sekarang merupakan sebuah gereja bernama Gereja Makam Kudus. Ketika kami sampai ke pelataran Gereja, hari sudah menjelang malam. Pelataran ini sudah dipenuhi para peziarah.
tempat jenasah yesus dibaringkan
Dengan antrian yang panjang, akhirnya kami bisa masuk ke Gereja ini dan secara bergiliran mencium situs tempat dimana salib Tuhan tertancap dan berakhir di Makam Yesus yang sudah kosong. 

10. TEMBOK RATAPAN (WAILING WALL)

Tembok Ratapan atau Tembok Barat di Yerusalem, diyakini oleh banyak orang sebagai sisa-sisa dari salah satu dinding sebuah kuil Yahudi besar atau dinding yang mengelilingi halaman kuil. Tembok Ratapan merupakan dinding batu yang menjulang sekitar 18,9 m dari atas tanah.
Tembok ini dianggap situs sakral oleh orang Yahudi, dan ribuan orang berziarah di sana setiap tahun. Malam itu, setelah dari Gereja Makam Kudus, kami berjalan turun  dan sampailah kami di tembok Ratapan. Ternyata hanya sebuah tembok yang menjulang dan sudah terang dengan lampu2.

Para peziarah dipisahkan oleh pagar unruk pemisah antara kaum lelaki dan perempuan. Memasuki pelataran Tembok Ratapan, kami kaum lelaki harus memakai sebuah topi kecil khas Yahudi yang sudah disediakan. Mendekati tembok dan berdoa, kami dapati para peziarah sedang meratap berdoa di dinding tembok...

11. GUA QUMRAN DAN SEKTE ESSENI

Reruntuhan Qumran
Tidak jauh dari Yerikho dan Ein Gedi dapat ditemukan reruntuhan semacam kompleks yang sejak abad I sebelum Masehi sampai dengan abad I Masehi didiami oleh sebuah sekte Yahudi yang cenderung hidup penuh tapa. Nama sekte ini ialah Esseni.

Reruntuhan ini adalah Qumran dan menjadi terkenal, karena di wilayah markas besar sekte Esseni, pada tahun 1947, secara sangat kebetulan ditemukan sejumlah naskah kuno yang sangat berharga bagi sejarah.

Gulungan-gulungan pertama ditemukan oleh seorang gembala yang sedang mencari domba nya yang hilang. Ia menemukan gulungan naskah kuno yang disimpan damam 8 buah tempayan.Sejak itu para ahli menyelidiki daerah itu dengan saksama, dan hasilnya sungguh menakjubkan : ditemukan hampir semua gulungan Kitab Perjanjian Lama (kecuali buku Ester), ataupun sisa-sisanya, serta naskah-naskah sipil lainnya.

Buku yang paling lengkap ditemukan adalah Kitab Yesaya. Sampai sekarang ditemukan sekitar 600 macam naskah yang berbeda-beda di dalam 11 gua. Naskah itu diabadikan di atas kulit binatang. Ternyata semua gulungan dan naskah itu disimpan di dalam beberapa gua oleh kaum Esseni.

Mereka melakukannya menjelang tentara Roma di bawah pimpinan Jenderal Titus menyerang Jerusalem pada tahun 68 untuk menumpas pemberontakan Yahudi. Karena khawatir harta mereka yang merupakan salinan dari Kitab Suci juga dihancurkan, maka mereka berinisiatif untuk menyembunyikannya dengan maksud mengambilnya lagi setelah keadaan sudah aman.

Gulungan2 kitab suci
Namun kenyataannya mereka tidak pernah kembali lagi ke tempat ini, karena kemungkinan besar mereka telah dibantai oleh tentara Romawi. 
Sekte Esseni Pada umumnya hidup selibat (=tidak kawin), menolak poligami maupun perceraian. Calon sekte ini harus menempuh berbagai macam ujian dan bila lulus, diizinkan mengikuti pembasuhan ritual yang sangat dipentingkan oleh sekte ini.

12. KOTA JERICHO DAN BUKIT PENCOBAAN

perjalanan ke Jericho
Kami meneruskan perjalanan ke kota Jericho. Sepanjang jalan yang kami lihat hanya bukit bukit pasir yang gersang dan tampak samar2 di kejauhan domba domba yang digembalakan oleh suku Bedouin. Jericho disebut di alkitab tentang kisah Orang samaria yang baik hati.

Background Bukit pencobaan
Tujuan kami ke sini ingin mengunjungi bukit pencobaan dimana Tuhan Yesus dicobai oleh iblis tetapi Iblis kalah dan tidak berhasil mencobai Yesus. Dari pelataran sebuah toko kami memandang bukit percobaan di atas tebing dan sekarang tampak berdiri kokoh sebuah biara.

13. KOTA HAIFA

Kota Haifa
Dalam perjalanan ke Mt. Carmel, kami singgah di Haifa sebuah Kota yang cantik dan indah yang terletak di Teluk Laut Tengah, di kaki gunung Karmel. Inilah ibukota wilayah utara Israel dan kota terbesar ketiga di negeri ini. Haifa tidak pernah disebut dalam Kitab Suci. Di abad pertengahan, di bawah kuasa Arab, Haifa berperanan cukup penting, tetapi hancur sesudah datangnya para pejuang Perang Salib pada tahun 1100.
Kota Haifa

Pada waktu para pejuang itu menyerang Haifa, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa orang-orang Yahudi setempat bersatu dengan orang-orang Arab untuk melawan mereka. Pada tahun 1191 Haifa dihancurkan oleh Saladin, dan tidak punya arti hingga abad XVIII, ketika Emir Daher al-Omar mendirikan tembok tinggi sekeliling kota dan sebuah benteng di bukit di sebelah selatan kota.

Haifa sekarang berpenduduk sekitar 250 ribu orang, kebanyakan Yahudi, sedikit saja orang Katolik dan Islam.
   
14. Mt. CARMEL dan GEREJA STELLA MARIS
Benteng Caesarea
Dalam perjalanan ke Mt. carmel, kami melewati kota Caesarea. Ada sebuah benteng tua di tepi laut yang sangat kokoh.

Mt. Carmel
Pegunungan Karmel terbentang dari barat laut ke arah tenggara sepanjang 25 km, lebar 6-8 km, tinggi 546 m; puncaknya terakhir di sebelah timur laut bernama Muhraqa. Kata Ibrani Kerem El yang menjadi Karmel berarti Kebun anggur Allah. Nama ini berkaitan dengan sangat suburnya daerah ini di zaman kuno (bdk. Kid 7:6; Yes 35:2)

Di salah satu puncak di sebelah selatan, sejak dulu ada sebuah kuil yang dikunjungi oleh para raja Israel yang menyembah berhala. Dalam Kitab Suci diceritakan bahwa di Gunung Karmel, Nabi Elia mengalahkan para imam Baal (bdk. 1 Raj 18:19-40), dan bahwa di situ tinggal pula Nabi Elisa pada waktu ia didatangi perempuan Sunem yang minta supaya Elisa membangkitkan putranya (2Raj 4:25).

Dengan datangnya agama Kristen yang sudah semasa para rasul berkembang dengan baik di pesisir, Karmel menarik banyak orang yang ingin berkontemplasi dan berdoa. Konon di sini berkembang hidup membiara (rahib maupun biara biasa) sejak dahulu kala. Inilah salah satu dampak karya Nabi Elia yang memuncak dalam didirikannya Ordo Karmel.

Ordo ini didirikan oleh St. Brokardus yang dengan bantuan Albertus, uskup Yerusalem, menetapkan tata tertib bagi ordo baru itu. Ordo tersebut berkembang cepat, mula-mula di Palestina dan Siria, lalu di Eropa. Pada tahun 1291, biara di Karmel dihancurkan. Kebanyakan biarawan wafat sebagai martir. Biara mulai didirikan kembali pada tahun 1827 dan selesai pada tahun 1836 berkat sumbangan umat Kristen seluruh Eropa. Biara Karmelit itu terletak di ketinggian 150 m, 3 km dari Haifa.

15.. SUNGAI YORDAN
Sungai Yordan adalah suatu sungai di Asia Barat Daya yang berhulu di utara Israel dan mengalir lewat Laut Galilea ke Laut Mati.  Sungai itu merupakan sebagian batasan antara Israel dan Yordania.

Sungai ini memiliki makna penting dalam Yudaisme dan Kekristenan  sebagai tempat di mana bangsa Israel melintasi Sungai Yordan ke "Tanah Perjanjian", yaitu Tanah Kanaan , dan di mana Yesus Kristus dari Nazareth dibaptis oleh Yohanes Pembaptis menurut Alkitab.


Ketika kami tiba di Sungai Yordan, hari sangat cerah, Aliran air di Sungai Yordan tampak bening dan bersih dan tampak banyak ikan di dalamnya.
Ikan Petrus

Beberapa orang berbaju putih sedang ritual pembaptisan dan dicelupkan ke air sungai.

Hari ini juga merupakan hari yang bahagia bagi saudara kami karena ada salah satu dari group kami yang menerima pembaptisan di sungai Yordan.



16. BERLAYAR DI DANAU GALILEA DAN MENIKMATI IKAN PETRUS
Setelah menikmati ikan goreng yang disebut ikan  Petrus, kami berkesempatan naik perahu di danau Galilea.
Perahu perahu di danau Galilea ini adalah replika Perahu yang ditumpangi yesus pada masa itu ketika Yesus berjalan di atas air.

Perahu yang kami tumpangi ini sangat bagus dan luas. Setelah mengibarkan bendera Merah Putih, Pemilik perahu dan crew mengajak kami menari diiringi lagu lagu berbahasa Indonesia.  Suasana sangat meriah dengan tarian dan nyanyian menyertai laju perahu diombang ambingkan ombak di  Danau Galilea. Selama di atas perahu, kami membayangkan seolah olah Tuhan Yesus mendekati perahu kami dengan berjalan di atas air...

17. GEREJA KANA  
Kana dikenal dari Injil Yohanes 2 : 1-11 pada saat Yesus mengadakan mukjijat pertama kalinya. Pada waktu pesta pernikahan, Yesus mengubah air menjadi anggur. 

Ada 3 tempat di Galilea yang sama-sama mau diakui sebagai tempat terjadinya mukjizat pertama Yesus itu (salah satunya terletak di Libanon Selatan). Akan tetapi bukti arkeologis lebih menguatkan kepada tempat Kana di Galilea, karena di sini ditemukan sisa bangunan dari Gereja Awal.  

Di Kana sendiri ada dua gereja, yang satu Katolik dan yang lain Ortodoks. Banyak pasangan dari seluruh dunia datang ke sini untuk saling menerimakan sakramen pernikahan. Gereja Katolik milik para biarawan OFM didirikan di atas reruntuhan sebuah gereja Kuno dari abad IV. 

Ditemukan sebuah mosaik yang berasal dari abad itu. Waktu gereja dibangun, bahan yang masih tersisa dari zaman dulu, dimanfaatkan semaksimal mungkin. Gereja itu dibuka secara resmi pada tahun 1906. Di dalam gereja ini, di ruangan bawah, dapat dilihat tempayan yang bentuknya mirip dengan tempayan semasa kehidupan Yesus . 

Dinding gereja dihiasi dengan lukisan-lukisan : Yesus menghadiri pernikahan di Kana ; Pernikahan di Taman Firdaus; Pernikahan Tobit dan Sara. Gereja Ortodoks Yunani tidak jauh letaknya dari gereja Katolik dan konon didirikan di atas tempat pernikahan dulu itu berlangsung.

Dipimpin oleh Rm. Christo, kami mengadakan misa syukur dan beberapa pasangan pasutri memperbaharui janji pernikahan di Gereja Kana.

18. NAZARET DAN GEREJA KABAR BAHAGIA
Gereja kabar bahagia
Nazaret terletak di dataran tinggi dan kini merupakan kota terbesar di Galilea Selatan. Dua puluh abad yang lalu, di Nazaret tinggal Yosef dan Maria, dan di situ pula Yesus menghabiskan masa mudanya hingga usia sekitar 30 tahun.

Pada masa itu Nazaret merupakan sebuah kota kecil dan bernama buruk, sehingga Natanael yang berasal dari Kana, kota tetangganya, pernah berkata, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret ? (Yoh 1:46).

Bunda Maria berkostum Jepang
Yesus sendiri tidak dipahami oleh penduduk-penduduk kotanya, sehingga Ia berkata, ‘Ingatlah, tidak ada Nabi yang dihormati di kampung halamannya sendiri’ (Luk 4:24).

Bunda Maria berkostum Kebaya Indonesia
Kemudian Yesus meninggalkan Nazaret dan pergi ke Kapernaum yang menjadi tempat utama kegiatannya di Galilea.
Tetapi Nazaret dikenal di seluruh dunia sebagai tempat yang dipilih Allah untuk memberitahukan kelahiran PutraNya (Luk 1:26-35), dan tempat Sabda Allah menjadi manusia (Yoh 1:14).

Situs kota Nazaret kuno
Pada awal abad XII, semasa Perang Salib, di atas sisa Rumah Maria didirikan sebuah basilika besar, gereja ketiga, yang gayanya mirip gereja-gereja Katedral Eropa zaman itu. Basilika itu lebih besar daripada yang berdiri sekarang. Ciri khas basilika kini ialah bahwa di bawah bangunan megahnya tetap terpelihara sisa-sisa gereja kuno. Pada tanggal 5 Januari 1964, basilika ini dikunjungi Paus Paulus VI.
Maria menerima kabar gembira dari malaekat

Di bagian bawah Gereja Kabar Baik terdapat sebuah gua yang secara tradisional ditunjuk sebagai tempat Maria menerima kabar baik dari Malaikat Gabriel. Pada altar dari marmer dalam gua ini terdapat tulisan Latin, Verbum caro hic factum est, yang berarti, “Di sini Sabda telah menjadi daging”. Di sebelah kanan altar ini ada sebuah tiang, di mana dulu, menurut tradisi, berdiri Malaikat Gabriel pada saat ia berjumpa dengan Maria.

19. GEREJA ST. YOSEF
Sekitar 200 m ke arah timur laut dari Basilika Kabar Baik, pada tahun 1914 didirikan Gereja St. Yosef.

Pada tahun 1950, A. Della Tore menghiasi tembok-temboknya dengan beberapa lukisan yang menggambarkan kehidupan Keluarga Kudus, Mimpi St. Yosef serta Kematian St. Yosef.

Di bagian bawah gereja ini dapat disaksikan tempat pembaptisan Kristen dari abad-abad pertama, gua-gua serta tempat penampungan air / gandum yang digabungkan pada bangunan gereja ini dalam abad V-VI.

 20. TABGHA     

Di zaman kuno, tempat yang kini dikenal sebagai Tabgha, dulu bernama Heptapegon, artinya Tujuh Mata Air. Menurut tradisi Kristen yang amat tua, wilayah di sekitar Tabgha paling disukai oleh Yesus.

Gema tradisi ini dapat ditemukan dalam sebuah dokumen yang dikenal sebagai Catatan perjalanan Eteria yang berziarah ke Tanah Suci pada tahun 393-396.

Eteria bercerita bahwa tidak jauh dari Kapernaum dapat dilihat tangga batu yang pernah diinjak oleh Tuhan Yesus. Di situ terdapat pula padang rumput dengan banyak pohon palem.

Di dekatnya ada tujuh mata air, yang berlimpah-limpah airnya. Di padang rumput itulah Yesus mengenyangkan khalayak dengan lima roti dan dua ikan. Cadas, tempat Tuhan menaruh roti itu, telah diubah menjadi altar. Dekat tembok gereja ada sebuah jalan; di jalan itulah Matius duduk sebagai pemungut cukai. Di bukit yang berdekatan ada sebuah gua. Di atas gua itu Tuhan menyampaikan sabda-sabda bahagia.


21. GEREJA PENGGANDAAN ROTI DAN IKAN
Sesuai dengan laporan Eteria, Yesus memang menggandakan roti dan ikan di tempat yang kini disebut Tabgha. Hal ini terbukti dari penggalian arkeologis yang dilakukan di situ.

Peristiwa penggandaan roti ajaib itu dilestarikan dengan didirikannya sebuah gereja pada awal abad IV. Tetapi karena gereja pertama itu hancur akibat gempa bumi dahsyat pada tahun 419, maka pada pertengahan abad V dibangunlah gereja kedua dalam bentuk basilika.


   
22. GEREJA ST. PETER  PRIMACY
     

Di pinggir Danau Tiberias, tidak jauh dari Gereja Penggandaan Roti, terdapat sebuah gerja mungil namun sangat mengesankan yang terletak di atas sebuah tanjung cadas. Gereja ini milik para biarawan OFM, dan dikenal sebagai Gereja St. Peter Primacy atau juga sebagai Gereja Penampakan Tuhan yang Telah Bangkit.

Disebut Gereja Penampakan Tuhan, sebab konon di tempat inilah Yesus yang sudah bangkit menampakkan dirinya kepada tujuh rasul yang sepanjang malam tidak berhasil menangkap ikan, namun atas perintah Yesus menangkap 153 ekor ikan. Sesudahnya Yesus mengadakan sarapan bersama para rasulnya. Kisahnya dapat dibaca dalam Injil Yohanes (21:1-14).


Gereja ini disebut pula sebagai Gereja St. Peter primacy, sebab sehabis sarapan, Yesus sebanyak tiga kali bertanya kepada Petrus, apakah ia mengasihinya. Setelah Petrus berkata, “Tuhan, Tuhan tahu segala-galanya, Tuhan tahu saya mencintai Tuhan” (Yoh 21:17), setelah itu Yesus mempercayakan kepadanya tugas memimpin Gereja kepada Petrus, sambil berkata, “Gembalakanlah domba-dombaKu". Kata primacy adalah singkatan kata latin primatus yang searti dengan kedudukan utama / tertinggi, kekuasaan.

Mensa Christi
Di dalam gereja yang mengabadikan peristiwa ini terdapat cadas di lantai yang dinamakan Mensa Christi (=meja Kristus), karena di situlah Yesus duduk makan ikan bersama para rasulNya. Gereja yang sekarang berdiri di tempat ini didirikan pada tahun 1934 di atas reruntuhan beberapa gereja sebelumnya.

  23. BUKIT SABDA BAHAGIA
      
Di sebelah utara dari Tabgha, tidak jauh dari Gereja Penggandaan Roti, menjulang sebuah bukit setinggi 150 m di atas permukaan Danau Tiberias yang disebut Bukit Sabda Bahagia atau Mt. Beatitudes. Memasuki komplek ini terasa sejuk dengan pemandangan indah Danau Galilea. Kami mengadakan misa syukur di pelataran Gereja ini.

Sabda-sabda Bahagia indah yang disampaikan Yesus adalah : "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”. “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi”. “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”.

“Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”. “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah”. “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”.

“Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat”.

“Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." (Mat 5:3-12).   Seluruh kompleks terpelihara dengan sangat baik, sehingga mengundang para peziarah untuk berdoa dan bermeditasi.


24. CAPERNAUM
Di masa Tanah Suci dijajah oleh bangsa Roma, kota Kapernaum ramai sekali. Letaknya memang strategis, dekat Via Maris (=jalan Laut). Banyak pedagang mondar mandir antara kota ini dan kota Damaskus, sambil menjual beli sutra, rempah-rempah, ikan asin dan buah-buahan segar.

Setelah ditolak di Nazaret, Yesus pindah ke kota ini dan menjadikannya semacam “markas utama” kegiatannya di Galilea (bdk. Mat 4:13). Dari kota ini berasal Simon Petrus dan Andreas yang bekerja sebagai nelayan.

Yesus beribadah di kota ini, mengajar dan mengadakan banyak mukjizat, antara lain : mengusir roh jahat dari seorang yang kerasukan (Mrk. 1:21-28), menyembuhkan ibu mertua Simon (Mrk. 1 : 29-31) dan banyak orang lain yang dibawa kepadanya (Mrk. 2:1-12), membangkitkan putri Yairus (Mrk. 5:35-43), menyembuhkan seorang yang tangannya lumpuh sebelah (Mrk. 3:16).

Menurut Injil Lukas, di kota ini Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira Roma (Luk. 7:1-10), sedangkan menurut Injil Matius; dua orang buta dan seorang bisu (Mat. 9:27-34). Di Kapernaum Yesus memanggil Lewi, pemungut cukai, agar menjadi pengikutNya (Mat. 9:9-13) serta bicara tentang Ekaristi yang kelak akan diadakannya (Yoh. 6:24-69).

 Para arkeolog mulai mengadakan penggalian di Kapernaum sejak tahun 1905. Berkat galian mereka, ditemukan reruntuhan sinagoga asal abad IV yang didirikan di atas singagoga terdahulu.

Di sekitar reruntuhan itu ditemukan banyak peninggalan Yahudi maupun Romawi, teristimewa sejumlah lambang Yahudi yang terukir pada batu. Di antara lambang-lambang itu ditemukan Syofar (tanduk yang dipakai sebagai alat musik), Bintang Daud, Menorah (dian kaki bercabang tujuh), kereta penarik Tabut Perjanjian dan lambang Palem.

Orang-orang Kristen abad-abad pertama menghormati sinagoga Yahudi itu, sebab disitulah Yesus mengajar dan berkarya. Dekat sinagoga itu ditemukan pula reruntuhan Rumah Petrus dari abad I. Di sekitarnya ditemukan sejumlah grafitti yang menyebut nama Yesus dan Petrus. Grafitti itu diukir dalam bahasa Ibrani, Aramaic dan Yunani, dan merupakan semacam pengakuan Kristen Kuno.

Di tempat penggalian dituemukan pula alat-alat pembuat minyak serta batu-batu kilangan besar. Peziarah sebaiknya ingat akan apa yang di-katakan Yesus sehubungan dengan batu kilangan itu, yaitu
: “Hal-hal yang menyebabkan orang berbuat dosa, pasti akan ada. Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya ! Lebih baik kalau batu penggilingan dikaitkan pada lehernya, lalu ia dibuang ke dalam laut daripada ia menyebabkan salah seorang dari orang-orang kecil ini berbuat dosa (Luk 17:1-2).

25. GUNUNG TABOR
Di tengah-tengah dataran rendah, tanpa ditemani gunung yang lain, Gunung Tabor tampak sangat megah. Tingginya 588 m. Ternyata gunung ini dipandang suci sejak Palestina masih sepenuhnya dibawah kuasa orang-orang Kanaan.

Di sinilah mereka menyembah dewa Baal, dewa tanah.
Dalam Perjanjian Baru, nama gunung ini tidak disebut sama sekali.

Namun sejak abad III, menurut tradisi Kristen, di gunung inilah Yesus berubah rupa sesudah Petrus mengakuinya sebagai Mesias.

Di puncak gunung ini terletak Basilika Perubahan Rupa Yesus (Transfigurasi) serta biara Fransiskan (OFM). Sejak abad III Masehi di gunung ini sudah ada tiga kapel yang dipersembahkan kepada Yesus, Musa dan Elia.

Di zaman Perang Salib, ketiga kapel ini disatukan menjadi sebuah basilika yang indah. Tembok-tembok maupun bangunan kokoh yang berdiri sampai sekarang di puncak gunung ini, berasal dari abad XII-XIII. Basilika yang ada sekarang ini adalah hasil renovasi pada tahun 1919-1924 yang diadakan menurut rancangan arsitek Italia A. Barluzzi.

Ketemu 'Yesus' di gunung Tabor
Dua menara di sebelah menyebelah tempat sentral basilika, didirikan di atas Kapel Musa dan Elia dari zaman dulu. Sebab menurut cerita Injil, setelah menyaksikan Yesus ditemani oleh Musa dan Elia, Petrus mengajukan usul agar di tempat itu didirikan tiga kemah (Mat.17:4).  Di sebelah utara basilika ada Kapel Bunda Maria Tak Bernoda, sedangkan di sebelah selatannya – Kapel St. Fransiskus Assisi.

26. LAUT MATI/ DEAD SEA
   

Satu tempat yang tidak terlewatkan dalam peziarahan kami adalah Laut Mati. Cerita tentang Laut mati selalu membuat saya penasaran karena bisa mengapung di atas air.


Laut Mati  adalah danau yang membujur di daerah antara Israel, daerah otoritas Palestina dan Yordania. Laut mati memiliki titik terendah di bumi pada 1.300 kaki (400m) di bawah permukaan laut.


Kami pun beramai ramai nyebur ke laut mati dan main lumpur yang konon katanya berkhasiat untuk menjaga kehalusan kulit. Setelah masuk ke dalam air,  ternyata memang benar adanya, kami tidak bisa  tenggelam hanya mengapung di permukaan air. Saya penasaran dengan rasa airnya.. ternyata asin pekat dan pahit. Rasa penasaran saya terbayar sudah..


Secara geologi laut mati terbentuk tiga juta tahun yang lalu ketika timbul retakan kecil pada lembah Sungai Yordan. di mana air laut masuk dan terkumpul, iklim kering dan evaporasi tinggi meningkatkan konsentrasi mineral dalam air.

Garam, kapur dan gipsum terdapat pada sepanjang retakan ini dan membentuk danau dengan kandungan garam tertinggi.
Danau ini dinamakan laut mati karena tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam ini. Laut mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia.
Kadar garamnya sekitar 32 % dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Tengah atau Mediteranian.

Perjalanan ke Holly Land sungguh merupakan suatu berkah Tuhan. Kami merasakan Tuhan hadir di antara kami melalui saudara saudara seperjalanan yang luar biasa kompak dan menyenangkan.. Dengan dibimbing Rm. Christo yang baik, kami pun menapaki hari hari perjalanan ziarah yang sangat mengesankan.

Terima kasih HMT Tour & Travel, Tour leader kami Bryan, Rm. Christo, Tour leader kami di Mesir Rammy dan Said, Musa Tour Leader kami di Sinai,  Jerias tour leader kami di Israel, Tour leader kami di Petra yang saya lupa namanya, juga sopir kami yang kocak yang saya lupa namanya juga tapi saya ingat bahasa Indonesia yang sering dia ucapkan... Mau kemana orang orang..? haha..
Juga terima kasih saudara saudara seperjalanan. Kami merasakan kekompakan, ketulusan dan persaudaraan yang sangat baik.. semoga bertemu kembali dalam berkat Tuhan...