Translate

Rabu, Juni 05, 2013

Tulip.... Keagungan Warna dan eksotisme

                         Tulip merupakan tumbuhan tahunan berumbi yang tingginya antara 10-70 cm.

Tulip tidak bisa hidup di alam terbuka wilayah tropis karena memerlukan suhu rendah di musim dingin untuk dapat  tumbuh. Tulip dapat dipaksa untuk berbunga lebih cepat dari normal jika diletakkan di tempat yang suhunya diatur menjadi lebih tinggi.
 
 
Tulip dapat ditanam dengan dua cara, menggunakan umbi atau biji. Tulip yang ditanam dari umbi membutuhkan waktu setahun untuk dapat menghasilkan bunga yang cukup besarnya, sedangkan tanaman yang ditanam dari biji membutuhkan waktu antara 5-7 tahun agar dapat berbunga.
 
Bunga yang telah selesai mekar harus dipotong untuk mendapatkan umbi.
 
Menurut hasil penelitian yang berlaku hanya untuk bunga Tulip, jika sewaktu bunga belum mekar bagian bawah kuncup bunga ditusuk hingga tembus dengan jarum (misalnya jarum jahit), gas etilen akan diproduksi oleh bunga yang terluka sehingga masa mekar bunga menjadi lebih panjang.
 
Perlakuan yang sama jika dilakukan terhadap bunga yang sudah mekar
menyebabkan masa mekar malah menjadi lebih singkat.
 
Pada mulanya bunga tulip tumbuh liar di kawasan Asia Tengah dan Asia Barat. Kerajaan Ottoman Turki terpikat pada keindahan dan kesempurnaan bunga tulip dan mulai membudidayakan bunga tulip sejak tahun 1000. Motif-motif bunga tulip sudah sejak lama banyak dipakai dalam seni ornamen
Persia dan Turki.
 
 
 
Nama yang diberikan orang Eropa untuk tulip berasal dari bahasa Persia untuk sorban karena bunga tulip ketika belum mekar sepenuhnya bentuknya terlihat seperti sorban.


Infeksi virus mosaik yang dibawa serangga sejenis kutu menyebabkan terjadinya jenis tulip langka dengan motif indah seperti coretan kuas yang diburu orang Belanda sewaktu demam bunga Tulip mania. Virus mosaik menyebabkan tanaman tulip menderita dan mati perlahan-lahan, walaupun bunga yang dihasilkan menjadi sangat indah.
 

Di Kerajaan Ottoman dan Belanda, tingginya permintaan atas tulip yang tidak diimbangi pasokan yang cukup menimbulkan fenomena yang disebut Tulip mania.

Permainan harga tulip oleh para spekulan juga menjadi salah satu sebab kemunduran ekonomi Kesultanan Ottoman.
 
Belanda setiap tahunnya mengirimkan bunga tulip untuk ditanam di kota Ottawa sebagai ucapan terima kasih kepada Kanada yang membebaskan Belanda dari Nazi Jerman dan sewaktu zaman pendudukan bermurah hati menyediakan tempat bermukim Ratu Juliana yang pada waktu itu masih puteri mahkota.
 
Sangat beruntung kami bisa melihat langsung keindahan bunga tulip saat diadakannya Pameran di negara tetangga Singapore. Mama kami sangat menyukai bunga ini.
 
Begitu tiba di Singapore, kami langsung ke Gardens by the Bay tempat pameran berlangsung. Ketika memasuki Dome, wangi semerbak beraneka bunga sangat menakjubkan.
 
Belum pernah kami memcium wangi Parfum seperti ini, semuanya langsung keluar wangi wangian dari bunga yang ada di sini. Kami lngsung memburu bunga Tulip yang terhampar di sana. Berbagai warna sungguh indah dipandang mata.
 

Segar, eksotis dan sungguh menggoda... Pantas orang bisa tergila gila dengan bunga yang satu ini.

Selasa, April 23, 2013

Ternate - Tidore, A Little Heaven In East Indonesia


By Benediktus Beben


Perjalanan kali ini serasa loncat dari pulau ke pulau lain...

Ternate dan Tidore merupakan kepulauan di Maluku Utara sudah tertera di buku pelajaran sejarah semasa sekolah dulu. Saat masih di angkasa dengan pesawat domestik dari kota Makassar, kami sudah merasakan keindahan pulau pulau ini dari balik jendela pesawat..
 
Ternate meupakan ibukota Propinsi Maluku Utara yang terdiri dari gugusan pulau pulau diantaranya Ternate, Tidore, Halmahera, Maitara, Hiri, Morotai dan beberapa pulau lainnya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari kota Makassar, pesawat Express Air yang kami tumpangi mendarat dengan mulus di Bandara Sultan Babullah Ternate sekitar pukul 13.00 WIT. Bandara yang kecil dan sederhana di tepi pantai, tetapi tampaknya pembangunan bandara masih dikerjakan..
 
Pulau Maitara dari restoran Floridas
Cuaca hari itu sangat cerah, hawa pantai yang panas diterpa angin pegunungan yang sejuk menjadi perpaduan hawa yang segar.

Kami tinggal di Kota Ternate selama 4 hari 3 malam, cukup banyak waktu untuk menjelajahi pulau ini. Hotel tempat kami menginap hanya terletak beberapa meter dari pelabuhan sehingga suasana pantai sangat terasa.
 
Mata air panas Akisahu-Tidore
 
Hotelnya cukup bersih dan nyaman. Hari pertama di kota ini, kami isi dengan keliling kota dengan sebuah mobil rental seharga Rp. 50.000 per jam, tapi kalau mau pakai seharian, kita bisa negosiasi harga dengan pak sopir.
 
Kota kecil ini cukup ramai, banyak juga pertokoan dan pedagang di sepanjang jalan yang kami lewati.. kita hanya perlu waktu sekitar 2 jam saja kalau mau berkeliling di pulau Ternate, menyusuri jalanan yang mulus di sepanjang pantai.
 
Kami berhenti di sebuah kedai tepi pantai menikmati secangkir Guraka (minuman khas Ternate rasa jahe dan gula merah ditaburi irisan biji kenari) dan pisang goreng, berlatar Gunung Gamalama dan suasana pantai sore hari menjelang sunset.
 
Benteng Tolukko - Ternate
 
Dari rekomendasi beberapa rekan kami yang sudah pernah singgah di pulau ini, kami singgah  ke sebuah Restauran bernama "RM. Pondok Katu" untuk bersantap malam.

Rumah makannya sederhana saja seperti rumah tempat tinggal biasa. Saat tiba di sana restauran ini  masih sepi pengunjung karena waktu baru menunjukkan pukul 18.00.

Menu istimewa yang dijual di sana adalah Kepiting raksasa pemakan buah kelapa yang disebut kepiting kenari. Karena kepiting jenis ini cukup langka dan hanya bisa ditemui  di Indonesia bagian timur, kami pesan menu ini dengan harga yg cukup fantastis.. dari 1 ekor kepiting bisa diolah menjadi beberapa menu masakan.. hmmm rasanya sungguh nikmat.
 
Malam telah tiba tetapi kami merasa belum puas untuk menikmati kota kecil ini. Sebelum istirahat malam ini, kami sempat jalan kaki menyusuri tepi pantai di dekat hotel. Tampak banyak pedagang durian dan makanan lainnya di sepanjang jalan...
 
Pantai Sulamadahu - Ternate
Ternate di kala senja
Keesokan harinya kami pergi ke pelabuhan Bastiong untuk naik kapal ferry ke Pulau Tidore yang sudah tampak di depan mata tetapi hanya bisa ditempuh dengan boat atau ferry dengan jadwal tertentu.

Sambil menunggu jadwal kapal yang masih lama, kami mampir untuk makan siang di sebuah rumah makan bernama Floridas yang terletak di dataran tinggi dengan pemandangan yang sangat indah.

Sungguh sangat nikmat Kami  di teras restoran disuguhi pemandangan indah pulau Maitara dan Tidore, dua pulau yang tertera juga di pecahan uang Rp. 1.000,-...
 
Kapal ferry datang agak terlambat.. sambil menunggu kapal berlabuh, kami sempat ngobrol dengan beberapa orang calon penumpang yang akan menyebrang ke Sofifi di pulau Halmahera dan ke pulau Tidore.

Mereka sangat ramah dan tampaknya senang sekali bisa ngobrol dan bercerita dengan orang asing seperti kami..
 
Gereja batu St. Willibrodus - Ternate
Dari atas kapal ferry yang melaju pelan menuju Tidore, tampak di belakang kami pemandangan pulau Ternate dengan Gunung Gamalama yang gagah perkasa... oh my God, dari atas kapal, saya baru menyadari ternyata pulau Ternate hanya merupakan sebuah pulau kecil dengan 1 buah gunung yang menjulang.. tampak rumah rumah penduduk menyebar sepanjang pantai menyusur terus ke kaki gunung Gamalama....sangat menakjubkan pulau ini...

Tampak di depan mata pulau maitara yang mungil dengan beberapa rumah penduduk dan juga tampak pulau Tidore yang cukup besar.
 
Menyusuri jalanan yang mulus sepanjang tepi pantai di Pulau Tidore, dihembus angin laut berpadu hawa pegunungan yang sejuk, perjalanan di pulau ini sangat menyenangkan. Sebelah kanan kami pantai yang indah dan sebelah kiri kami perkebunan pala dan cengkeh yang sedang berbuah..
 
Senja indah di pelabuhan Tidore














Hari ini Kami mampir di kesultanan Tidore yang asri dengan pemandangan laut dan gunung.

Menurut cerita ada 4 kerajaan besar berlambang burung Garuda berkepala dua (MOLOKU KIE RAHA) yaitu Ternate, Tidore, Moti dan Makian.
 
Ada cerita unik seputar pemilihan seorang sultan yang akan menduduki tahta kerajaan kerajaan ini.

Dari keluarga kesultanan, hanya ada 1 orang sultan yang terpilih ditandai dengan pemakaian sebuah mahkota ke atas kepalanya.

Mahkota ini akan pas dengan sendirinya di atas kepala Sultan terpilih. Uniknya mahkota ini berambut dan tumbuh sepanjang masa sehingga ada upacara khusus untuk memotong rambut mahkota ini setiap tahun pada saat Hari Raya Idul Adha.
 
Bandara sultan Babullah - Ternate
Dari kesultanan Tidore, kami berkunjung ke mata air panas AKISAHU yang sangat unik. Mata air ini hanya berjarak sekitar 5 meter dari tepi pantai serta berada di bawah sebuah pohon, mengalir mata air tawar dan panas pula.

Saat ini dibuat sebuah kolam kecil sehingga air ini bisa tertampung di sana.. kami sempat berendam kaki dengan air panas di sana.. sungguh ajaib..
 
Hari menjelang sore, kami harus kembali ke pelabuhan mengejar jadwal kapal ferry yang akan menyebrangkan kami kembali ke pulau Ternate.

Kami tiba di sana menjelang sunset. Suasana pelabuhan cukup ramai. Anak anak pantai sedang bercengkrama dengan bahagianya berloncatan ke laut bemain di antara air dan ombak. Dari tepi pelabuhan kami melihat banyak ikan ikan hias yang cantik berenang diantara batu batu karang. Mata memandang ke ufuk barat di kala matahari hampir terbenam memantulkan pemandangan yang sangat spektakuler... merah, kuning, jingga yang tiada duanya.
Pelabuhan Ternate
 



Keesokan harinya perjalanan kami menyusuri Pulau Ternate dilanjutkan dengan berkunjung ke sebuah gereja katolik yang asri.. orang sana menyebutnya Gereja batu karena dindingnya penuh dengan batu batu dari gunung Gamalama.

Mengunjungi Benteng Tolukko, salah satu beneteng peninggalan Portugis dengan pemandangan laut yang indah, juga ke batu Angus, merupakan gugusan batu batu hitam dari letusan gunung berapi.
 
Membeli sedikit oleh oleh berupa kue kue dari kacang kenari, menikmati makanan khas Popeda yang terbuat dari tepung sagu dengan bermacam masakan khas sungguh memanjakan lidah kami..

Pulau Ternate & Gunung Gamalama
Siang hari kami berkeliling lagi.. mampir ke danau Tolire yang indah berwarna hijau dan sarat dengan cerita legenda serta ke ke pantai Sulamadaha yang indah. Tergiur dengan beningnya air laut berwarna bening, aku nyebur ke pantai itu, merasakan hangatnya air laut Sulamadaha. Pantainya laksana kolam renang yang tenang..
 


Kepiting kenari
Dari kejauhan tampak sebuah pulau kecil bernama Pulau Hiri. Dengan menyewa sebuah perahu boat, kami mengarungi lautan mengelilingi pulau Hiri di senja hari.

Pemandangan seputar pulau itu sangat indah.. pohon kelapa menyebar rata sepanjang pulau diselang oleh pohon pohon cengkeh dan pala.

Di antara pepohonan tampak beberapa rumah penduduk yang tinggal di sana. Sepanjang pulau, mata tak lepas dari pemandangan laut yang tenang dan bening. Ingin rasanya snorkling di sana menikmati pemandangan terumbu karang dengan segala kekayaannya...
 

Kawasan Batu Angus - Ternate
Oh Ternate.. berat rasanya meninggalkan sejuta kenangan indah dengan segala keramahan dan kemolekannya. Hari ini kami harus pulang.. Selamat tinggal Ternate yang indah... ... Terima kasih Tuhan telah memberi kesempatan kepada kami untuk menginjakan kaki di pulau yang indah ini.
 

Danau Tolire - Ternate
Popeda & teman temannya
Potret Salah satu Sultan Ternate dgn Mahkota yg Unik
Terima kasih GranMa tercinta sudah membawa kami ikut serta menjelajahi dan terlibat dalam nostalgiamu...













Buat kakak tercinta, semoga perjalanan ke tanah kelahiranmu bermakna dan penuh kenangan...


Potret salah satu Siltan.. perhatikan mahkotanya tidak berambut
Syukur Dofu Dofu.....
 
 

Senin, Januari 07, 2013

Great China.. Great Experiences


The Great Wall Of China
Republik Rakyat Cina atau Republik Rakyat Tiongkok adalah sebuah negara komunis yang dipimpin oleh Partai Komunis Cina (PKC). RRC adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,3 miliar jiwa, yang mayoritas merupakan suku bangsa Han. RRC juga adalah negara terbesar di Asia Timur, dan ketiga terluas di dunia, setelah Rusia dan Kanada. RRC berbatasan dengan 14 negara: Afganistan, Bhutan, Myanmar, India, Kazakhstan, Kirgizia, Korea Utara, Laos, Mongolia, Nepal, Pakistan, Rusia, Tajikistan dan Vietnam.

Akhirnya terkabul juga harapan dan mimpi saya berkunjung ke Negri Raksasa ini.. Selama kurang lebih 1 minggu menelusuri ibu kota RRC Beijing, banyak hal yang membuat saya terkagum-kagum. Jalanan yang bersih dan rapih walaupun kemacetan tak terhindarkan, tempat-tempat wisata yang indah dengan bangunan - bangunan kuno yang besar dan terawat serta fasilitas yang menunjang untuk mencapai tempat tempat tersebut. 

Kesejahteraan rakyat kelihatannya mulai terlihat nyata. Saya hanya menemui beberapa orang lanjut usia yang mengemis... berbeda sekali dengan di Bandung atau Jakarta. Kalau dilihat sepintas, benar adanya jika kini Sang Naga China sedang menggeliat menjadi kekuatan baru dunia.... dan menjadi salah satu tujuan wisata dunia. Dengan banyak tempat dengan pemandangan yang indah serta tempat tempat bersejarah dari jaman kuno yang terawat  menjadi salah satu daya magnet kuat yang menarik jutaan orang di dunia untuk datang berkunjung..

Salah satu yang terkenal adalah Tembok Raksasa Cina atau Tembok Besar Cina (The Great Wall Of China)
juga dikenal di China dengan nama Tembok Sepanjang 10.000 Li¹ (Wànli Chángchéng) merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat manusia.Saya berjalan menapaki undakan tangga menelusuri tembok besar yang sangat megah itu...

Hanya beberapa kilo meter yang berhasil saya daki, berdesak desakan dengan turis lain yang naik ke sana. Pemandangan di saat musim gugur menjelang musim salju menyajikan pemandangan eksotik dari atas tembok raksasa...pohon dan rerumputan yang berwarna merah menjelang gugur sungguh indah di pandang mata...

Chinese Costume
Sudah sepantasnya jika Tembok Raksasa Cina dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia yang
pada tahun 1987, dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

Tembok Raksasa Cina tidak panjang terus menerus, tapi merupakan kumpulan tembok-tembok pendek yang mengikuti bentuk pegunungan Cina utara. Pada tanggal 18 April 2009, setelah investigasi secara akurat oleh pemerintah Republik Rakyat Cina, diumumkan bahwa tembok raksasa yang dikonstruksikan pada periode Dinasti Ming panjangnya adalah 8.851 km.

Tiananmen Square
Tembok besar Cina disebut-sebut sebagai salah satu bangunan buatan manusia yang terlihat dari ruang angkasa dengan mata telanjang.

Namun, setelah dilakukan investigasi oleh para astronot, persepsi tersebut tidak benar. Astronot Cina pertama yang diluncurkan di ruang angkasa pada tahun 2004, Yang Li-wei, juga menyatakan bahwa ia tidak dapat melihat bangunan tersebut.

Tempat wisata lain yang saya kunjungi adalah Tiananmen (Pintu Surga yang Damai) yang terletak di pusat kota Beijing merupakan pintu gerbang utama istana pada zaman pemerintahan Dinasti Ming dan Qing.

Bangunan pintu ini terletak di sebelah utara Lapangan Tiananmen, di tengah pintu ini tergantung foto besar Ketua Mao Zedong yang diperbarui sebelum peringatan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok tanggal 1 Oktober tiap tahunnya. Di samping kiri dan kanan terdapat plakat berdasar merah dengan tulisan putih yang berarti harfiah "Berjayalah selamanya Republik Rakyat Tiongkok"dan "Berjayalah selamanya persatuan dunia"..   

Forbidden City Gate
Setelah puas berjalan di lapangan Tiananmen yang luas dan berfoto di sana, saya dan rombongan melanjutkan jalan kaki ke Kota Terlarang (The Forbidden City) atau sering disebut juga dengan "Istana Terlarang", yang terletak persis di tengah-tengah kota kuno Beijing, merupakan istana kerajaan selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing.

Lokasi ini luasnya sekitar 720,000 meter persegi, 800 bangunan dan lebih dari 8.000 ruangan. Kota Terlarang, menurut UNESCO mempunyai koleksi terbesar struktur kayu kuno di dunia, dan terdaftar sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1987 sebagai "Istana Kerajaan Dinasti Ming dan Qing".

Forbidden City
Walaupun tidak lagi ditempati oleh kalangan bangsawan, Kota Terlarang tetap merupakan simbol dari kekuasaan Tiongkok. Gambarnya sendiri muncul pada lambang negara Republik Rakyat Cina.

Kekaguman yang tak ada habisnya ketika menelusuri Forbidden City. Berjalan dari gerbang satu ke gerbang lainnya seakan tak ada habisnya. Lapangan yang sangat luas dan bangunan yang sangat besar dan megah membuat saya tak bisa berkata kata... hmmm amazing..

Tian Tan 
Tempat wisata lain yang tak kalah megahnya adalah Tian Tan atau dalam Bahasa Indonesia, Kuil Surga adalah tempat pemujaan agama Tao yang terletak di Beijing.

Dibagun pada abad 15 M tepatnya dimulai tahun 1420 M (Dinasti Ming) dan dibuat di atas lahan seluas 2.700 KM².  Arsitekturnya menyimbolkan hubungan bumi dan langit (manusia dan Tuhannya).

Ini berkaitan dengan kaisar sebagai anak langit dalam kepercayaan Mitologi Cina. Dibangun sebagai persembahan untuk langit.

Tian Tan
Ini adalah alasan mengapa Kota Terlarang berukuran lebih kecil, karena kaisar tidak berani membuat
tempat tinggal yang lebih besar daripada kuil langit (Tuhan).

Tian Tan dikelilingi tembok yang panjang. Di bagian utara dibuat agak bulat menyimbolkan langit dan di bagian selatan dibuat bentuk persegi menyimbolkan bumi.

Hal ini selaras dengan pemikiran Tiongkok kuno yang berbunyi Surga itu bulat dan bumi itu persegi. Bagian utara juga dibuat lebih tinggi dari bagian selatannya.

Kejarlah ilmu sampai ke Negeri China.. begitu kata pepatah kuno...
Sungguh suatu anugerah yang sangat besar bisa berkunjung ke negri ini.. belajar dan melihat banyak hal  dari negara besar yang mengagumkan...